WahanaNews-Bintan | Penanam modal asing (PMA) berinvestasi senilai 2 miliar dolar AS atau setara Rp30 triliun di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Galang Batang Kabupaten Bintan Kepulauan Riau pada tahun ini.
"Ini investasi di bidang teknologi daur ulang terpadu. Investornya masih dari China," kata Gubernur Kepri Ansar Ahmad di Tanjungpinang, Sabtu (01/10/22).
Baca Juga:
BKD Mukomuko Minta PT Agromuko Hibahkan Tanah untuk Pembangunan Jembatan Timbang
Ansar menyebut investasi tersebut diperkirakan mampu menyerap 23 ribu tenaga kerja. Ia akan mendorong perusahaan terkait mengutamakan para pekerja lokal, yaitu anak-anak tempatan dengan memperhitungkan spesifikasi bidang kerjanya agar anak daerah mendapat porsi di kawasan industri KEK Galang Batang.
Oleh karena itu, Ansar mengharapkan tenaga kerja lokal mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya. Pemerintah daerah akan memperbanyak program pelatihan ketenagakerjaan, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kompetensi dan daya saing tenaga kerja lokal.
"Kita apresiasi kemudahan birokrasi perizinan investasi di KEK Galang Batang Bintan. Ini tentu akan meningkatkan perekonomian hingga berdampak positif terhadap daya beli masyarakat dan penyerapan tenaga kerja lokal," ujar Ansar.
Baca Juga:
Pemkab Kudus Catat Investasi Baru Rp494,79 Miliar di Semester Pertama 2024
Lebih lanjut Ansar menyampaikan ia juga sudah bertemu dengan Menteri Koordinator RI Bidang Kemaritiman dan Investasi (Marvest) Luhut Binsar Panjaitan berkaitan dengan rencana penambahan investasi di KEK Galang Batang.
Pengembangan investasi di KEK Galang Batang oleh pemerintah pusat sebagai percontohan investasi yang berkelanjutan dan dapat ditiru daerah lain di Indonesia.
"Menko Luhut menyambut baik dan dalam waktu dekat ini akan dilaksanakan peluncuran penambahan investasi di KEK Galang Batang," ucap Ansar.
KEK Galang Batang beroperasi sebagai sentra industri pengolahan mineral hasil tambang bauksit dan produk turunannya baik dari pemurnian maupun dari proses smelter.
KEK Galang Batang menjadi salah satu kebanggaan Provinsi Kepri dan Indonesia. Pasalnya, kawasan ini menjadi salah satu sumber pendapatan asli daerah (PAD) dan devisa.
"Banyak harapan ke depan bahwa kawasan KEK Galang Batang menjadi contoh pengembangan industri yang ramah lingkungan," demikian Ansar.
KEK Galang Batang merupakan salah satu proyek strategis nasional. Sejak resmi beroperasi pada 8 Desember 2018, hingga Januari 2022 sudah sekitar Rp 18 triliun nilai investasi telah masuk ke kawasan itu, melalui PT Bintan Alumina Indonesia (BAI).
Nilai investasi itu diperuntukkan bagi industri utama yang dikembangkan di KEK Galang Batang yakni, industri pengolahan alumina atau bahan baku aluminium dan aluminium batangan.[zbr]