WahanaNews-Bintan | Jasad Rina (13) gadis malang yang diterkam buaya di rawa-rawa Toapaya, Kabupaten Bintan hingga Selasa (26/4/2022) hingga kini masih belum ditemukan.
Buaya yang menerkam gadis cilik itu sempat muncul ke permukaan beberapa kali. Warga yang melihat dari bawah jembatan tak berdaya untuk menyelamatkan bocah malang itu.
Baca Juga:
Gelar Naker Expo, Kemnaker Sediakan Puluhan Ribu Lowongan Pekerjaan di Tiga Kota
Mulut buaya itu menggigit tubuh gadis itu. Tampak ia sudah tak bergerak lagi dari video yang sempat direkam warga dari atas jembatan.
Kemudian buaya itu menghilang di kedalaman Sungai Bugis, di Jembatan 1, Km 16 Jalur Lintas Barat Bintan tersebut tersebut.
Gadis itu dibawa oleh saudaranya untuk mencari kerang di sekitar lokasi awalnya. Kejadian ini dilaporkan, Senin (25/4/2022).
Baca Juga:
Sudinkes Jakarta Barat Ingatkan Rumah Sakit Terus Terapkan Pelayanan Berbasis Hospitality
Tim SAR gabungan dikerahkan mencari buaya tersebut dan jasad Rina yang diduga kuat sudah tewas.
Puluhan personel SAR gabungan menyisiri aliran Sungai Bugis, Jalur Lintas Barat, Km 16, Kecamatan Toapaya, Selasa (26/4/2022).
Kepala Basarnas Tanjungpinang Slamet Riyadi mengatakan pencarian dilakukan dengan mengerahkan 3 unit kapal karet dan perahu pokcai. Jarak yang ditelusuri dengan radius 5 Nautical Mille (NM).
"Sampai saat ini pencarian terus dilakukan," ujarnya.
Setidaknya 57 orang personel dikerahkan dari Basarnas Tanjungpinang 7 orang, Satpolair Polda Kepri 3 orang, Satpolair Polres Bintan 5 orang, Polsek Gunung Kijang 5 orang, TNI AL 2 orang, Tagana Bintan 5 orang, dan masyarakat setempat 30 orang.
"Mereka menggunakan boat dan pokcai (rakit kayu bermesin) menyusuri sungai tersebut," jelasnya.
Nenek korban, Sepiah berharap jasad cucunya itu segera ditemukan. Dia sangat yakin jika jasad sang cucu masih berada di sekitar lokasi kejadian.
"Saya ingin cucu saya cepat ditemukan. Karena dia masih ada di sana (lokasi kejadian)," katanya.
Kejadian nahas itu disesalkan oleh kakek korban Arisi. Pria tua itu mengaku sangat sedih dan syok. Karena korban yang merupakan cucunya itu dibawa mencari kerang oleh Zainal Arifin (adiknya) tanpa sepengetahuannya.
"Adik saya bawa cucu saya cari kerang saat saya sedang tidur. Saya tak tau kalau cucu saya dibawa kesini," ujarnya.
Sebelumnya Zainal sudah pernah membawa cucunya cari kerang di lokasi kejadian. Ketika dia mengetahui hal itu, dia pun langsung melarangnya membawa cucunya lagi.
Bahkan dia juga sempat meminta kepada Zainal tidak membawa cucunya lagi kesana. Karena di sana banyak buaya.
"Saya sudah kasi tau tapi Zainal tak dengar juga. Sekarang jadinya seperti ini, gimana cucu saya," katanya dengan raut wajah yang sedih.
Karena kecemasan yang mendalam, dia ingin mencari keberadaan cucunya dengan berjalan ke bawah jembatan. Namun pihak kepolisian dengan sigap langsung menenangkannya saat itu.
Rina, ternyata punya saudara kembar yang tinggal di Batam. "Itu cucu saya tinggal sama saya. Dia punya kembaran, yang satu di Batam sama ayah dan ibunya," sebut Arisi.
Salah satu warga, Rizal mengaku sempat melihat korban dalam posisi di mulut buaya. Bahkan jasad korban beberapa kali naik ke permukaan.
"Badannya sudah di mulut buaya. Sempat muncul di permukaan, ada 4 kali. Kelihatan korban itu pakai baju warna merah," ucapnya.
Hingga pukul 20.50 WIB, Senin itu pihak kepolisian dan Basarnas Tanjungpinang masih melakukan pencarian keberadaan korban di sekitaran Jembatan 1 Batu 16 Jalur Lintas Barat.
Suasana di lokasi juga tampak ramai karena banyak warga yang menyaksikan petugas menyisir sungai tersebut. [rda]