WahanaNews-Bintan | Indonesia dan Malaysia menggelar latihan gabungan SAR (Search and Rescue) ke-41 di perbatasan perairan Kabupaten Bintan Kepulauan Riau (Kepri) dengan Malaysia.
“Latihan gabungan Malindo (Malaysia-Indonesia) yang ke-41 ini berlangsung selama tiga hari, mulai hari Selasa (20/9) hingga hari Kamis (22/9) 2022,” kata Deputi Bidang Operasi Pencarian dan Pertolongan, dan Kesiapsiagaan Basarnas, Laksamana Muda Ribut Eko Suyatno di Batam Kepulauan Riau, Rabu (21/9/22).
Baca Juga:
Polda Kalsel Gelar TFG Matangkan Pengamanan Haul ke-19 Guru Sekumpul
Ia mengatakan, kegiatan latihan SAR gabungan antar dua negara ini merupakan realisasi dari Letters of Aggrement (LoA) for The Provision of Search and Rescue Service Between Indonesia-Malaysia tahun 1985 dan Hasil Sidang Jawatan Kuasa Latihan Bersama (JKLB) Malindo ke-86 di Jakarta.
"Latihan SAR Bersama ini memiliki manfaat besar bagi kedua negara dalam menjamin keselamatan di wilayah perbatasan, baik terhadap warga asing maupun terhadap warga negara Indonesia dan Malaysia," katanya.
Ia menjelaskan dalam latihan gabungan ini, kedua SAR mensimulasikan kecelakaan kapal di daerah perbatasan Indonesia dan Malaysia. Kapal itu berisikan 15 orang. 3 di antaranya berhasil dievakuasi sementara sisanya hilang alias dalam pencarian.
Baca Juga:
Bakamla RI Gelar Latihan Bersama KKPH Tahun 2023 di Batam
"Sinyal bahaya yang dipancarkan kapal tersebut diterima oleh Basarnas Command Center Indonesia dan MRCC (Maritime Rescue Coordination Centre) Malaysia. Kedua negara berkoordinasi untuk pelaksanaan operasi SAR dengan menggerakkan alur masing-masing negara," katanya.
Latihan SAR bersama ini dilaksanakan dalam bentuk Table Top Exercise (TTX), Tactical Floor Game (TFG) dan Field Training Exercise (FTX). Untuk FTX dilaksanakan di wilayah perairan perbatasan Pulau Bintan dan Johor Bahru dengan mengerahkan unsur laut dan udara dari kedua Negara.
“SAR Indonesia mengerahkan 4 Armada di antaranya KN SAR Purworejo milik Basarnas, KN Bubara TNI AL, KN Laksmana Polairud, KN Belut Laut BAKAMLA dan Malaysia menurunkan 3 Armada,” katanya.
Ia menambahkan kedua negara yang merupakan anggota ICAO dan IMO itu memang wajib menyediakan pelayanan SAR terhadap kapal dan pesawat udara yang mengalami keadaan darurat di wilayah tanggung jawab SAR masing-masing tanpa ada wilayah blank area.
"Latihan ini diharapkan dapat lebih memantapkan lagi pelaksanaan operasi SAR apabila terjadi keadaan darurat di wilayah perbatasan," demikian Ribut Eko.[zbr]