WahanaNews-Bintan | Warga Kampung Pisang, Kelurahan Kijang Kota, Kabupaten Bintan yang terdampak banjir hanya bisa pasrah meski tetap cemas ketika hujan turun di Bintan.
Pasalnya, Kampung Pisang tempat mereka tinggal merupakan wilayah langganan banjir di kala hujan turun deras.
Baca Juga:
BMKG: Hujan Petir Mengancam, Sebagian Besar Indonesia Siap-siap Basah!
Apalagi jika hujan turun seharian, warga akan kerepotan untuk memindahkan segala barang yang ada, khususnya barang elektronik.
Hal itu diungkapkan Lelati saat dijumpai di Kampung pisang beberapa hari belakangan ketika Plt Bupati Bintan, Roby Kurniawan turun ke lokasi.
Lansia berusia 62 tahun ini mengaku, setiap tahun ketika hujan turun deras, kampung mereka akan terendam banjir.
Baca Juga:
Benarkah Hujan Dapat Pengaruhi Perasaan Seseorang? Begini Penjelasan Psikolog
Mereka pun mengaku, menjadi trauma, dan khawatir jika musim penghujan mulai menyelimuti Kabupaten Bintan.
"Hujan itu berkah bagi kita, tapi memang kekhawatiran juga bagi kami. Soalnya kampung kami pasti akan dilanda banjir," terangnya saat dijumpai di lokasi.
Ia pun mengenang kejadian banjir di tahun 2000 silam, di mana pada saat itu banjir sampai dada orang dewasa.
"Jangan sampai banjir seperti itu terjadi lagi. Maka dari itu kami memohon sangat kepada Pemerintah untuk mencari solusi," harapnya.
Lelati juga mengaku, selama tahun 2022 sudah tiga kali terjadi banjir di tempat tinggalnya di Kampung Pisang.
Beberapa peralatan elektronik, seperti Tv, Kulkas, dan beberapa peralatan elektronik lainya rusak akibat terendam banjir.
"Paling yang selamat itu ya jam dinding saja, karena posisinya diatas," ucap Lelati sembari tersenyum menutupi kesedihannya.
Hal yang sama juga diutarakan seorang lansia bernama Mislia (69), bahwa dirinya juga mengaku, was-was atau kawatir setiap hujan turun melanda bintan.
"Saya selalu khawatir kalau sudah turun hujan itu, yang dibenak saya itu pasti akan terjadi banjir," ucapnya.
Lanjutnya, saking kawatirnya kadang-kadang mereka harus menyelamatkan peralatan elektronik dilokasi yang tinggi di dalam rumah.
"Ya mau tidak mau memang gitu, daripada rusak lagi," ucapnya.
Mislia juga mengaku, bahwa setiap banjir mereka akan kerepotan membersihkan sisa-sisa tanah yang dibawa banjir masuk ke dalam rumah.
"Kalau sudah banjir itu, repot sekali membersihkan rumah. Maka dari itu kami berharap pemerintah bisa mencari solusi, bagaimana kampung kami ini supaya tidak jadi langganan banjir ketika turun hujan," katanya.[zbr]