WahanaNews-Kepri | Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan bahwa PT Pertamina kembali mengincar Blok atau Wilayah Kerja (WK) East Natuna di perairan Natuna. Wilayah kerja migas yang mempunyai potensi jumbo tersebut nantinya bakal dipecah menjadi tiga blok.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengatakan bahwa Blok East Natuna terdiri dari Lapangan Arwana-Barakuda, D-Alpha, dan Paus. Adapun lapangan lapangan tersebut rencananya akan ditawarkan dalam lelang internasional secara terbuka.
Baca Juga:
Pertumbuhan Tinggi, Dirjen ESDM: Masalah Over Supply Listrik di Jawa-Bali Akan Teratasi
PT Pertamina (Persero) yang tadinya sempat hengkang dari pengelolaan Blok East Natuna. Namun, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memastikan bahwa PT Pertamina (Persero) tidak sepenuhnya cabut 100% dari pengelolaan Blok East Natuna.
Pasalnya, masih terdapat lapangan migas yang cukup menarik dari blok tersebut untuk dikembangkan. Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Tutuka Ariadji menyebutkan Pertamina kembali mengincar Lapangan Arwana-Barakuda, Blok WK East Natuna. "Pertamina di Arwana mau joint study," ungkap Tutuka saat ditemui di Gedung Kantor Kementerian ESDM, Jumat (3/2/2023).
Seperti diketahui, sebelumnya Pertamina sempat diberikan penugasan untuk mengembangkan Blok East Natuna ini bakal mengembalikan Blok East Natuna ke negara. Hal itu dikarenakan Pertamina menilai lapangan D-Alpha banyak mengandung CO2 yang tinggi.
Baca Juga:
Tarif Listrik Triwulan IV Tidak Naik, PLN Jaga Pelayanan Listrik Tetap Andal
Namun ternyata sebaliknya, Tutuka menyebutkan lapangan D-Alpha mengandung potensi gas yang besar. Namun sayang, besaran potensi gas yang terkandung belum bisa dibeberkan pastinya oleh Tutuka. Namun yang pasti, saat ini sedang dilakukan pelelangan terbuka untuk lapangan gas D-Alpha East Natuna. "Kalo D-Alpha gas. Lumayan gede itu, besar," bebernya.
Seperti diketahui, Indonesia memiliki potensi hidrokarbon sangat besar di perairan Natuna, bahkan dari satu blok minyak dan gas bumi (migas) saja potensinya mencapai 222 triliun kaki kubik (TCF), yakni di Blok East Natuna.
Namun, karena besarnya kandungan karbon dioksida (CO2) di blok ini, yakni mencapai hingga 71%, membuat gas yang bisa dieksploitasi hanya sebesar 46 TCF.