WahanaNews-Natuna | Dua alat canggih untuk mendeteksi keberadaan korban air dan objek lainnya dimiliki Kantor Pencarian dan Pertolongan (KPP) Natuna Basarnas.
Sejumlah alat tersebut mempermudah proses evakuasi di laut lebih mudah dan cepat.
Baca Juga:
Sesuai Perintah Kapolri : Polda Riau Ungkap 171 Kasus Narkoba
Alat tersebut diketahui bernama Aqua Eye dan sonar dan telah diuji coba oleh Tim Recue KPP Basarnas Natuna di perairan Kecamatan Pulau Laut, Kabupaten Natuna, pada kedalaman 5 meter.
Kepala KKP Natuna, Mexianimus Bekabel menyebutkan, dengan alat tersebut kerja tim Resque Basarnas menjadi lebih mudah dan Tim Sar juga bisa mengetahui kondisi korban
Ia menjelaskan bahwa, alat bantu pendeteksi korban bernama Aqua Eye ini merupakan alat bantu khusus yang digunakan saat insiden di perairan, seperti danau, sungai maupun laut.
Baca Juga:
PLN Icon Plus Hadirkan ICONNEXT, Pameran Futuristik Terbesar di Indonesia
Alat tersebut mampu mendeteksi korban yang berada di kedalaman 10 meter dengan radius 50 meter.
Kedua alat ini digunakan secara portable, atau dibawa langsung oleh Tim SAR saat melakukan operasi SAR.
"Untuk alat sonar itu memiliki tanda di layar, jika layar mengeluar tanda x menunjukan keberadaan korban kemungkinan masih hidup, sementara jika menguarkan tanda O, ada kemungkinan korban sudah meninggal," kata Mexi, Senin (18/4/2022)
Kedua alat itu merupakan bantuan dari Basarnas Pusat. Selain 2 alat canggih, saat ini KPP Natuna juga telah memiliki mesin tempel Water Jet dan Rescue Net.
Untuk Mesin Tempel Water telah terpasang di Rubber Boat dan Rescue Net dan Mesin tempel Water Jet merupakan mesin yang memiliki tenaga lebih besar dari mesin-mesin tempel pada umumnya.
Sementara Recue Net merupakan alat jaring yang dipasang oleh tim SAR di sungai yang memiliki arus, sehingga korban dapat tersangkut pada Net atau jaring untuk mempermudah dalam pencarian korban yang hanyut.
"Alat-alat canggih bantuan dari Basarnas Pusat ini sangat membantu sebagai penunjang kami saat pelaksanaan operasi SAR," pungkasnya.
Kecelakaan Laut Masih Dominan
Sepanjang tahun 2021, Kantor Pencarian dan Pertolongan (KPP) Basarnas Natuna berhasil menyelamatkan 113 orang korban.
Korban selamat berasal dari 18 kecelakaan yang selesai ditangani KPP Natuna.
"18 kecelakaan itu merupakan kejadian kecelakaan kapal, kejadian kondisi membahayakan manusia, dan kejadian bencana alam," kata Kepala KPP Basarnas Natuna Mexianus Bekabel di Kantor KPP Natuna, Jalan H Adam Malik, Kecamatan Bunguran Timur, Kabupaten Natuna, Rabu (5/1/2022).
Mexianus menjelaskan untuk kejadian kecelakaan kapal terdapat 11 kejadian yang ditangani pihaknya, dengan total 56 orang korban berhasil terselamatkan, 1 orang dinyatakan hilang, dan nihil korban meninggal dunia.
"Kejadian kondisi membahayakan manusia terdapat 6 kali kejadian, dengan total 7 orang korban, 1 orang di antaranya meninggal dunia, dan nihil korban hilang," ucapnya.
Mexianus juga memaparkan, untuk kejadian bencana alam, KPP Basarnas Natuna telah menangani sedikitnya 1 kali kejadian, dengan 50 orang korban selamat, nihil meninggal dunia, dan nihil korban hilang.
Dengan capaian tersebut, Mexianus besyukur sepanjang tahun 2021 kejadian kecelakaan yang ditangani KPP Basarnas Natuna mengalami penurunan dari tahun sebelumnya.
"Pada tahun 2020 terdapat 28 kejadian kecelakaan," ucapnya.
Faktor wilayah kerja yang didominasi laut serta geografis Natuna yang terdiri dari wilayah kepulauan, menjadikan kecelakaan laut mendominasi pada tahun 2021.
"Natuna wilayah kepulauan sehingga banyak masyarakat yang menggunakan transportasi laut," paparnya.
Terakhir, Mexianus mengimbau masyarakat untuk senantiasa waspada bagi nelayan maupun pengguna jasa transportasi laut, terutama saat musim utara terjadi. [rda]