WahanaNews-Natuna | Badan Meteorlogi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memonitor perkembangan kondisi cuaca di seluruh wilayah Indonesia khususnya pada periode Mudik Lebaran Tahun 2022.
Berdasarkan hasil analisis dinamika atmosfer terbaru pada 5 Mei 2022, BMKG memonitor adanya indikasi peningkatan potensi curah hujan di beberapa wilayah selama periode Mudik Balik Lebaran, 5-9 Mei 2022.
Baca Juga:
BMKG Hang Nadim: Kota Batam Berpotensi Hujan Sepanjang Hari Ini
"Kondisi tersebut dipicu adanya beberapa pola siklonal, yaitu di sekitar Samudera Hindia sebelah barat laut Aceh, perairan Maluku dan sebelah utara Kalimantan Utara. Selain itu adanya aktivitas Gelombang Atmosfer Rossby Wave yang aktif di sekitar Sumatera Bagian Utara juga turut memperkuat potensi peningkatan curah hujan tersebut," ujar Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto kepada wartawan, Kamis (5/5/2022).
Berdasarkan kondisi tersebut, BMKG memprakirakan potensi curah hujan dengan intensitas sedang hingga lebar yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang untuk periode 05 - 09 Mei 2022 dapat terjadi di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Kep. Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Gorontalo, Maluku, Papua.
Hingga tanggal 9 Mei 2022, Guswanto melanjutkan, potensi pertumbuhan awan Cumulonimbus (Cb) yang dapat berpengaruh terhadap kondisi penerbangan perlu diwaspadai. Yaitu Awan Cumulonimbus dengan persentase cakupan spasial maksimum antara 50-75% (OCNL/Occasional) di wilayah Perairan barat Aceh, Aceh, Sumatera Utara, Riau, Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Selatan, Kep. Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung, Banten, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah
Baca Juga:
Hingga 25 November: Prediksi BMKG Daerah Ini Berpotensi Cuaca Ekstrem
Wilayah Lain
Selain itu, Laut Jawa bagian barat dan tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Laut Banda, Laut Arafuru, Papua Barat, dan Papua.
"Awan Cumulonimbus dengan persentase cakupan spasial >75% (FRQ / Frequent) :Laut Arafuru dan Perairan barat Aceh," ujarnya.
Sementara gelombang tinggi berpotensi terjadi di Area Perairan Dengan Gelombang Sedang (1.25 - 2.50 m): Perairan timur Kep. Mentawai, Selat Malaka bagian. tengah, Perairan timur Riau, Laut Natuna Utara, Perairan Kep. Anambas - Natuna, Laut Natuna, Selat Karimata Laut Jawa, Perairan Kep. Kangean.
Selain itu, Laut Sumbawa, Selat Makassar bag. selatan, Periran Kep. Selayar, Laut Flores, Selat Sumba, Laut Sawu bag. utara, Selat Ombai, Perairan selatan Baubau - Wakatobi, Laut Banda, Perairan selatan P. Buru - P. Seram, Laut Seram bag. timur, Perairan Kep. Kei - Aru, Laut Sulawesi, Perairan Kep. Sangihe - Talaud, Laut Maluku bagian utara, Perairan utara Halmahera, Laut Halmahera, Perairan utara Papua Barat hingga Papua, Samudra Pasifik utara Halmahera hingga Papua.
Tetap Waspada
Area Perairan Dengan Gelombang Tinggi (2.50 - 4.0 m) : Selat Malaka bagian utara, Perairan timur Kep. Simeulue, Kep. Nias, Perairan Enggano, Bengkulu, Perairan barat Lampung, Selat Sunda bagian barat dan selatan, Perairan selatan Jawa hingga P. Sumba, Selat Bali - Lombok - Alas - Sape bagian selatan, Laut Sawu bagian selatan, Perairan Kupang - P. Rotte, Samudra Hindia selatan Nusa Tenggara, Perairan selatan Kep. Sermata hingga Kep. Tanimbar, Laut Arafuru.
Area Perairan Dengan Gelombang Sangat Tinggi (4.0 - 6.0 m) : Perairan utara P. Sabang, Perairan barat Aceh hingga Kep. Mentawai, Samudra Hindia barat Sumatra, Samudra Hindia selatan Jawa
"BMKG mengimbau masyarakat terutama yang akan melakukan perjalanan Mudik atau Mudik Balik dalam beberapa hari ke depan agar tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem pada periode sepekan ke depan," ujar dia.
Kondisi cuaca ini berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi berupa banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, dan puting beliung, terutama untuk masyarakat yang berada dan tinggal di wilayah rawan bencana hidrometeorologi.
Turut melakukan pengecekan kondisi lingkungan sekitar yang diidentifikasi terjadi potensi cuaca ekstrem untuk mengantisipasi dampak bencana serta segera menjauhi lokasi rawan bencana ketika diidentifikasi terjadi potensi cuaca ekstrem di wilayah sekitarnya.[zbr]