WahanaNews-Natuna | Kabar kematian bayi prematur yang dibungkus kantong plastik di media sosial menghebohkan warga Natuna, Senin (11/4/2022).
Diketahui, bayi malang itu dilahirkan di Puskesmas Midai, Natuna, dan saat itu usia kehamilan si ibu baru berusia 27 minggu atau sekitar 6 bulan.
Baca Juga:
Gelar Naker Expo, Kemnaker Sediakan Puluhan Ribu Lowongan Pekerjaan di Tiga Kota
Plt Kepala Dinas Kesehatan Natuna, Hikmat Aliansyah membenarkan adanya kejadian itu.
"Ya betul, itu kejadiannya di Puskesmas Midai," kata Hikmat kepada wartawan, melalui sambungan telepon, Selasa (12/4/2022).
Hikmat menjelaskan, peristiwa kematian bayi itu sudah diterima oleh keluarga dan orang tuanya sebagai sebuah musibah yang menimpa bayinya.
Baca Juga:
Sudinkes Jakarta Barat Ingatkan Rumah Sakit Terus Terapkan Pelayanan Berbasis Hospitality
"Persoalannya sudah selesai dan sudah tidak ada masalah. Orang tuanya dari awal sudah mengerti dengan kondisi anaknya," ujar Hikmat.
Terkait penanganan medis yang dilakukan Puskesmas Midai, Hikmat mengaku langkah yang dilakukan pihak Puskesmas sudah benar dan sesuai dengan prosedur penanganan bayi prematur.
Dikatakannya, dalam kejadian ini ada dua hal yang perlu dijelaskan. Yakni pertama bahwa umur kandungan ketika ibu melahirkan baru 27 minggu atau 6 bulan lebih.
Menurutnya, umur kehamilan seperti itu agak susah diatasi atau harapan hidup si bayi rendah.
Kedua, ia mengakui inkubator di Puskesmas Midai memang tidak ada. Namun sesuai dengan hasil pelatihan yang didapatkan bidan di sana, jika tidak ada inkubator maka ditutup dengan plastik, diberi lampu agar tetap hangat dan dipasang oksigen.
"Semua langkah ini sudah dilakukan oleh petugas kesehatan di sana. Kalau dilihat di foto-foto yang beredar itu, kita dapat lihat terdapat selang oksigen," jelasnya.
Dengan demikian, ia memastikan penanganan yang diberikan oleh petugas di lapangan sudah benar dan sesuai dengan prosedur yang ada.
"Jadi tidak benar bahwa bayi jadi kesulitan bernapas karena dibungkus plastik," tegasnya.
Terkait penyempurnaan fasilitas dan sarana kesehatan di Puskesmas Midai, Hikmat mengaku akan berupaya melengkapinya.
Khusus inkubator, ia mengaku akan melakukan pengecekan inkubator di setiap Puskesmas lain yang ada di Natuna.
"Jadi kalau ada inkubator yang lebih dari satu di Puskesmas yang lain, satunya akan kami distribusikan ke Puskesmas Midai agar tidak kosong di sana sebelum kami bisa melakukan pengadaan. Tapi mudah-mudahan kami secepatnya dapat memenuhi keperluan inkubator di setiap puskesmas di Natuna," pungkasnya. [rda]