WahanaNews-Natuna | KEPALA Staf Angkatan Laut (KSAL), Laksamana TNI Yudo Margono, menjamin situasi Laut Natuna, Kepulauan Riau, saat ini dalam kondisi aman terkendali.
Pernyataan tersebut disampaikan Yudo menanggapi adanya insiden pesawat pengintai P-8 milik Angkatan Udara Australia (RAAF) dicegat jet tempur J-16 Cina di atas Laut Cina Selatan (LCS) pada 26 Mei 2022.
Baca Juga:
Inovasi Crowdsourcing Maritim di Tengah Konflik Natuna
“Laut Natuna saya jamin sampai saat ini masih aman terkendali. Tidak ada insiden. Sudah saya laporkan ke DPR saat rapat dengar pendapat (RDP),” kata Yudo usai meresmikan Studio Nusantara Sagoro, di Mabesal Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu, (8/6/2022).
Yudo mengaku telah bertanya pada komandan gugus tempur laut yang memimpin operasi di Laut Natuna. Menurutnya, tidak ada insiden berarti yang terjadi.
“Kemarin saya juga ditanya dari Kemlu apakah ada insiden? Tidak ada. Bahkan yang kita gelar di sana pun kapal kapal parchim bukan fregat,” katanya.
Baca Juga:
Peran Penting Indonesia dalam Menangani Konflik Laut China Selatan (LCS)
Perwira bintang empat itu mengaku telah memerintahkan kepada jajaran untuk melakukan kontak komunikasi jika bertemu dengan kapal perang negara lain di Laut Natuna Utara.
Yudo menyebut kontak komunikasi antara sesama kapal perang angkatan laut masing-masing negara adalah hal yang biasa.
“Kontak komunikasi itu bukan insiden. Itu sudah biasa secara universal, angkatan laut ini kalau ketemu sesama kapal perang, pasti melaksanakan kontak, kontak itu komunikasi. Habis itu mau apa? Mau latihan bersama, atau say hallo dan sebagainya itu pasti,” katanya.
“Karena itu merupakan tradisi universal sesama kapal perang selama negara itu tidak dalam situasi yang genting,” ujar Yudo.
Lebih lanjut, eks Pangkogabwilhan I ini mengaku telah menyampaikan kepada seluruh pemimpin angkatan laut negara tetangga untuk melaksanakan latihan bersama.
Menurutnya, sejumlah negara telah menyatakan setuju terhadap hal itu.
“Mulai dari KSAL Cina, Vietnam, Singapura dan Malaysia. Bahkan kemarin KSAL Amerika dan Australia sudah sepakat mari kita ketemu, latihan. Karena itu wujud diplomasi dan untuk tingkatkan profesionalisme prajurit di kapal perang kita maupun kapal perang mereka,” katanya.
Menteri Pertahanan Australia, Richard Marles, sebelumnya menuding manuver jet tempur China membahayakan sebuah pesawat Australia di sekitar Laut China Selatan pada Minggu (5/6).
Insiden tersebut terjadi dalam misi pengawasan rutin di wilayah udara internasional pada akhir bulan lalu. Ketika itu J-16 China mengudara bersama pesawat P-8 Australia. Pesawat J-16 kemudian melepas suar dan sekam. Butiran sekam itu lalu masuk ke setidaknya satu mesin.
Pesawat militer biasanya melepaskan sekam yang merupakan potongan kecil berbahan aluminium atau seng sebagai tindakan untuk untuk menyabotase pesawat yang mengejar atau mengecoh rudal.
Dalam pernyataan resminya, Marles menuduh China melakukan tindakan yang berbahaya dan mengancam keamanan pesawat P-8 beserta kru.[zbr]