WahanaNews-Natuna | Australia makin panas ke China. Dalam konferensi pers ke wartawan Rabu (8/6/2022), tetangga RI itu bersikeras pesawat patrolinya telah dicegat China di wilayah udara internasional.
Bahkan China disebut melepaskan chaff (sekam) ke militer Australia. Ini adalah alat pertahanan anti radar atau peluru kendali, berbentuk potongan tipis aluminium foil, serat campuran kaca-logam atau plastik mengkilap yang berfungsi mengelabui musuh.
Baca Juga:
Peran Penting Indonesia dalam Menangani Konflik Laut China Selatan (LCS)
Perdana Menteri Anthony Albanese menyebutnya "sangat berbahaya".
"Insiden ini terjadi di wilayah udara internasional. Full stop," katanya dalam konferensi pers hari ini.
Kejadian ini sebenarnya berlangsung 26 Mei lalu. Kala itu P-8A Poseidon milik Australia terbang di langit Laut China Selatan (LCS).
Baca Juga:
Indonesia, Thailand dan Malaysia Kompak Tinggalkan Dollar AS
Namun pertemuan terjadi dengan jet tempur China, J-16 Flanker. Bahkan J-16 Flanker disebut melakukan sejumlah manuver berbahaya dan mematikan dalam aksi pencegatan (intersep) di Udara.
Sementara itu, Juru Bicara Kementerian Pertahanan China, Tan Kefei mengatakan jet Australia yang mencoba mendekati wilayah udara Kepulauan Xisha.
Ini adalah nama lain Kepulauan Paracel yang disengketakan Beijing dengan sejumlah negara Asia, termasuk Vietnam dan Filipina.
Tan mengatakan pihak China mengeluarkan peringatan untuk mengusir.
"Australia mengancam kedaulatan dan keamanan China, dan pemerintah menyebarkan informasi palsu," tambahnya.
Hubungan Australia dan China memang memburuk dalam dua tahun terakhir. Ini setelah Canberra menyerukan penyelidikan independen tentang asal usul pandemi virus corona (Covid-19) dan melarang raksasa telekomunikasi Huawei membangun jaringan 5G Australia.
China sebenarnya adalah mitra dagang terbesar Australia. Seruan Negeri Kanguru kemudian ditanggapi dengan pengenaan tarif dan gangguan sejumlah barang ekspor seperti anggur, jelai, dan batu bara.
Spekulasi mencairnya hubungan dingin antara keduanya sempat muncul setelah tokoh Partai Buruh, Albanese, memenangkan pemilihan PM 21 Mei lalu, disertai dengan ucapan selamat PM China, Li Keqiang. Namun tampaknya hal itu berumur pendek.
Sementara itu LCS sendiri merupakan wilayah yang diklaim 90% oleh China melalui konsep "9 garis putus-putus".
Ini membuat China bersitegang dengan banyak negara termasuk RI di Natuna Utara.[zbr]