WahanaNews-Natuna | Kawasan Boardwalk Mangrove (Pelantar Mangrove) atau wisata Mangrove di wilayah Pering, Kelurahan Bandarsyah, Kecamatan Bunguran Timur, Kabupaten Natuna akhirnya diresmikan, Jumat (11/3/2022).
Sebelumnya, Natuna hanya memiliki destinasi wisata pantai, wisata air terjun, wisata batu, wisata gunung, wisata kuliner dan wisata budaya.
Baca Juga:
Sambut Masa Tenang Pilkada Jakarta, KPU Jakbar Gelar Panggung Hiburan Rakyat
Dengan diresmikannya wisata Mangrove di Pering, kini Natuna memiliki variasi di bidang wisata.
Bupati Natuna, Wan Siswandi mengatakan, peresmian Wisata Mangrove tersebut termasuk salah satu dukungan Pemerintah Pusat.
"Program wisata ini sudah dicanangkan oleh presiden, selain daerah pertahanan dan penghasil minyak dan gas (migas), Natuna juga dicanangkan sebagai daerah wisata," kata Wan Siswandi usai memantau dan peresmian.
Baca Juga:
Sekjen GEKIRA Partai Gerindra: Pemilukada Damai Bukti Rakyat Cerdas
Sebagai tindak lanjutnya, Pemkab Natuna mendapat Dana Alokasi Khusus (DAK) Kementerian Pariwisata. Dari dana itulah terbangun wisata Mangrove yang baru saja diresmikan.
Dengan dibangunnya wisata mangrove, Wan Siswandi mengemukakan bahwa, ke depan Pemda akan melengkapi sarana dan infrastruktur yang menjadi kebutuhan dasar di lokasi wisata.
"Dengan begitu kita berharap agar masyarakat yang datang ke sini merasa nyaman, merasa terlayani, kepada pengelola juga memberikan rasa kekeluargaan bagi mereka yang datang," ujarnya.
"Dengan dibukannya wisata Mangrove yang tidak jauh dari Ibu Kota Kabupaten Natuna ini, nantinya jika ada wisatawan yang berkunjung ke hotel dan resort di Natuna juga kita arahkan ke wisata mangrove ini melalui pemandu wisata," tambahnya.
Ia menambahkan, ke depan akan ada berbagai macam kuliner daerah yang bakal disuguhkan di wisata Mangrove. Tujuannya meningkatkan ekonomi masyarakat khususnya mereka yang ada di sekitar wisata Mangrove.
Menurutnya, setiap destinasi wisata memiliki penggemar tersendiri.
Agar wisatawan yang berkunjung ke Natuna tidak bosan dengan pemandangan yang monoton seperti sebelumnya, dihadirkan wisata Mangrove. Sehingga wisata di Natuna lebih bervariasi.
"Sehingga orang yang datang ke Natuna tidak jenuh dengan satu pemandangan karena ragam wisata yang kita miliki," sebutnya.
Wan Siswandi juga mengemukakan, upaya Pemkab Natuna menjadikan sektor pariwisata sebagai salah satu pendapatan asli daerah, dengan melakukan kerja sama dengan hotel, resort yang ada di Natuna.
"Dengan kerja sama ini, nantinya setiap wisatawan yang datang ke Natuna akan diarahkan ke berbagai wisata yang kita miliki. Jadi tidak hanya ke pantai, tapi juga ke wisata batu, air terjun, kuliner, budaya dan wisata mangrove yang baru saja kita resmikan ini," pungkasnya.
Diketahui pembangunan wisata Mangrove di Pering ini menelan biaya dari dana DAK sebesar Rp 2,2 miliar termasuk pembukaan jalan dan pembuatan pelantar.
Panjang pelantar pada wisata Mangrove di Natuna ini sepanjang 1.015 meter dengan lebar 2 meter.
Hal ini menjadikannya sebagai wisata mangrove terluas di Provinsi Kepulauan Riau.
Wisata mangrove ini akan dikelola oleh Kelompok Sadar Wisata (Darwis) yang ada di Pering. [rda]