WahanaNews-Natuna | Para pelajar asal Pulau Kerdau, Kecamatan Subi, Kabupaten Natuna harus menyeberangi lautan ketika berangkat ke sekolah yang berada di Pulau Panjang.
Penyebabnya, hingga saat ini masih belum ada jembatan penghubung antara kedua pulau yang berada di ujung utara Indonesia itu.
Baca Juga:
Kenang Ryanto Ulil, Brigjen TNI Elphis Rudy: Saya yang Antar Dia Jadi Polisi, Kini Antar ke Peristirahatan Terakhir
Warga Kecamatan Subi meminta Pemerintah Kabupaten Natuna untuk membangun jembatan penghubung antara Pulau Kerdau dengan Pulau Panjang.
Camat Subi, Awang mengatakan jarak antara kedua pulau itu sekitar 2 kilometer.
Para pelajar berangkat ke sekolah dengan transportasi laut yang memakan waktu sekitar 15 menit.
Baca Juga:
OTT di Bengkulu, KPK Amankan 8 Pejabat dan Sita Sejumlah Uang Tunai
"Mereka sekolahnya di Pulau Panjang. Kalau ditempuh lamanya sekitar 15 menit namun terkendala dengan pasang surut air laut," kata Awang di hadapan Bupati Natuna kala berkunjung ke Kecamatan Subi.
Bupati Natuna, Wan Siswandi langsung menanggapi permintaan warga Subi tersebut.
Ia menjelaskan anggaran dalam pembangunan Kabupaten Natuna bersumber pada APBD, Provinsi, dan APBN.
Usulan untuk pembangunan jembatan penghubung tersebut harus dilihat dari kemampuan anggaran.
Menurutnya, Pemerintah Daerah Natuna bisa saja meminta bantuan kepada pemerintah Provinsi Kepulauan Riau atau Kementerian untuk membuat jembatan penghubung.
"Kalau bisa disalurkan ke Kementerian, ya coba salurkan. Karena ketika air kering, dia kering. Ini juga memperpendek hubungan antara Pulau Panjang dengan Pulau Kerdau atau Pulau Subi dengan Pulau Panjang," katanya.
Diketahui Pulau Kerdau terdapat jumlah penduduk sekitar 100 kepala keluarga (KK) sedangkan di Pulau Panjang sekitar 300 KK. Sementara untuk fasilitas belajar terdapat di Pulau Panjang. [rda]