WahanaNews-Kepri | Polisi pastikan video viral warga Natuna mengaku korban begal di Selat Lampa, hoaks.
Kepastian itu didapat pihak kepolisian dari Satreskrim Polres Natuna dan Unit Reskrim Polsek Bungurun Barat setelah terjun ke lokasi dan mengonfirmasi secara langsung ke dua orang yang ada di rekaman video viral tersebut.
Baca Juga:
Nasib Baik Casis Bintara Korban Begal, Kini Diterima Masuk Polri Jalur Disabilitas
Keduanya yakni Bahul M Sani, warga Desa Setumuk, Kecamatan Pulau Tiga Barat, dan rekannya Zulkifli atau Bujang Prancis.
Dalam video berdurasi 30 detik itu, Bahul mengaku menjadi korban begal. Lokasinya di Selat Lampa Natuna.
Namun setelah diperiksa pihak kepolisian, ternyata kabar tersebut bohong.
Baca Juga:
Tak Mampu Bayar Utang Rp 18 Juta, Pria di Pontianak Nekat Ngaku Jadi Korban Begal
Bahul mengaku merekayasa cerita pembegalan tersebut.
Kapolres Natuna AKBP Nanang Budi Santosa melalui Wakapolres Kompol Ferri Aprizon, mengatakan pihaknya saat ini tidak melanjutkan kasus tersebut.
Kendati demikian, Bahul maupun Bujang Prancis yang turut memvideokan aksi kebohongan itu tetap dikenakan wajib lapor hingga batas waktu yang tidak ditentukan.
"Kalau kita lihat masalah ini, kita bisa saja lanjutkan. Namun kita lihat sudah ada penyesalan dari pelaku, maka kita minta mereka wajib lapor," kata Kompol Ferri kepada wartawan di Mapolres Natuna, Rabu (1/2/2023).
Ferri menambahkan, motif Bahul memberikan keterangan palsu soal pembegalan di jalan lintas Selat Lampa itu hanya untuk candaan belaka.
Kedua pelaku mengaku tidak menyangka bahwa video tersebut viral dan sempat meresahkan masyarakat Kabupaten Natuna.
"Kita bawa mereka ke Polres untuk kita dalami lagi. Mereka minta maaf kepada Kepolisian dan seluruh masyarakat Natuna. Dengan menangis mereka sangat menyesal," terang Ferri.
Kronologis kejadian bermula pada Selasa, 31 Januari 2023 saat Bujang Prancis memvideokan pengakuan Bahul yang diduga dibegal di jalan lintas Selat Lampa, dengan kerugian uang tunai sebesar Rp 900 ribu raib.
Kemudian video tersebut tersebar di sejumlah group WhatsApp dan Facebook hingga meresahkan masyarakat Natuna.