WahanaNews.co | Pasukan Rusia dan Ukraina bertarung sengit memperebutkan Kota Kiev, ibu kota Ukraina.
Pada Sabtu (26/2/2022) pagi tentara Ukraina mengumumkan, mereka berhasil memukul mundur serangan Rusia di Kiev.
Baca Juga:
Kenang Ryanto Ulil, Brigjen TNI Elphis Rudy: Saya yang Antar Dia Jadi Polisi, Kini Antar ke Peristirahatan Terakhir
Ibu kota Ukraina diserangan beberapa jam setelah Presiden Volodymyr Zelensky memperingatkan, Rusia akan berusaha merebut Kiev sebelum fajar.
Invasi Rusia ke Ukraina terjadi sejak Kamis (24/2/2022) setelah diperintahkan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Sejauh ini, dampak Rusia invasi Ukraina membuat lebih dari 50.000 orang mengungsi hanya dalam 48 jam, sehingga memicu kekhawatiran akan Perang Dingin baru di Eropa.
Baca Juga:
OTT di Bengkulu, KPK Amankan 8 Pejabat dan Sita Sejumlah Uang Tunai
Negara-negara Barat mengumumkan sanksi pribadi yang menargetkan Putin ketika tentaranya maju ke Ukraina, sementara Zelensky mendesak negara itu untuk mempertahankan diri.
"Perhatian khusus pada Kiev, kita tidak boleh kehilangan ibu kota," kata Presiden Ukraina.
"Saya beralih ke para pembela kami, pria dan wanita, di semua lini: malam ini musuh akan menggunakan semua kekuatan yang dimilikinya untuk menghancurkan pertahanan kami dengan cara yang berbahaya, kasar, dan tidak manusiawi."
"Malam ini mereka akan mencoba menyerbu (ibu kota)," tambahnya.
Zelensky yang sebelumnya menyerukan tanggapan lebih kuat dari Barat mengatakan, dia sudah berbicara dengan para pemimpin termasuk Presiden Perancis Emmanuel Macron, Kanselir Jerman Olaf Scholz, dan Presiden AS Joe Biden.
"Kami telah menyepakati lebih banyak bantuan, lebih banyak dukungan, dukungan signifikan untuk negara kami," katanya.
Warga sipil yang bersiap menghadapi pasukan Rusia bersenjata lengkap, mengumpulkan senapan serbu dan didesak oleh Kementerian Pertahanan Ukraina untuk membuat bom Molotov dan menetralisir musuh.
"Saya baru kali pertama memegang senjata kemarin," kata Roman Bondertsev instruktur paralayang yang menjadi pejuang sukarelawan. "Kami akan mencoba yang terbaik."
Di pusat kota Kiev, wartawan AFP mendengar ledakan keras pada Sabtu pagi.
"Pertempuran sengit berlanjut," menurut unggahan Layanan Komunikasi Khusus Negara Ukraina di akun Telegramnya sekitar pukul 03.30 GMT.
Sebelumnya pada Sabtu militer Ukraina mengatakan, Rusia telah menyerang salah satu unit militer di Victory Avenue di Kiev, tetapi serangan itu dapat digagalkan.
Mereka juga melaporkan insiden lain di barat laut ibu kota.
AFP melihat seorang pria tewas dengan pakaian sipil tergeletak di trotoar ketika petugas medis di dekatnya bergegas membantu pria lain yang mobilnya dihancurkan oleh kendaraan lapis baja.
Sementara itu Kementerian Pertahanan Ukraina mengatakan, "Dua target musuh ditembak jatuh" yang diidentifikasi sebagai helikopter SU-25 Rusia dan sebuah pembom militer di dekat zona separatis di timur.
Sebuah pesawat angkut Rusia juga ditembak jatuh di dekat Vasylkiv, sebuah kota sekitar 30 kilometer barat daya Kiev, tambah Kemenhan Ukraina di halaman Facebook resminya.
Sebelumnya, tembakan senjata ringan dan ledakan terdengar di distrik utara ibu kota Obolonsky ketika apa yang tampaknya merupakan pasukan invasi Rusia meninggalkan jejak kehancuran.
Pasukan Ukraina melaporkan pertempuran dengan unit lapis baja Rusia di dua lokasi antara 40-80 kilometer utara Kyiv.
Kementerian Pertahanan Ukraina mengatakan bahwa 2.800 tentara Rusia tewas, tanpa memberikan bukti.
Perang Rusia vs Ukraina sejauh ini menewaskan 137 orang, termasuk tentara dan warga sipil, sedangkan Moskwa belum melaporkan adanya korban. [kaf]