WahanaNews-Kepri | PT PLN Batam sebagai pengelola dan penyedia listrik di Batam, dalam waktu dekat akan mendatangkan mesin bantuan penambah daya listrik untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.
Hal tersebut diungkapkan Direktur Utama PLN Batam M. Irwansyah Putra melalui Vice President of Public Relatios PLN Batam Bukti Panggabean, saat pertemuan atau diskusi ringan dengan Dewan Perwakilan Cabang (DPC) Ikatan Perusahaan Industri Galangan Kapal dan Lepas Pantai Indonesia (Iperindo) Kepri, di kantor PLN Batam, Kamis (25/5/2023).
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
Bukti mengatakan diskusi dengan pengusaha galangan kapal di Batam tersebut untuk mencari solusi terkait kendala pemadaman listrik di kawasan industri yang dilaksanakan dari tanggal 15-24 Mei 2023 lalu.
Dalam diskusi tersebut, pengusaha galangan kapal di Batam meminta agar pemadaman listrik tidak terjadi lagi. Mengingat saat ini galangan kapal memiliki proyek yang cukup banyak sampai akhir 2023.
"Jadi solusi pertama yang akan kita lakukan, kita akan mengunjungi perusahaan untuk mengetahui kebutuhan listrik mereka," kata Bukti.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
Setelah mengetahui kebutuhan perusahaan, maka PLN akan mengambil langkah-langkah selanjutnya.
Minimal mendatangkan mesin sewa dari luar agar galangan kapal tetap bisa beroperasi.
Bukti mengatakan diskusi tersebut dihadiri oleh Wakil Ketua DPC Iperindo Kepri, Rudi, selanjutnya Jovan, mewakili Ketua DPC IPERINDO Kepri yang juga sebagai dari Direktur PT Citra Shipyard.
Sekretaris DPC Iperindo Kepri, Tia, Direktur PT Athira Maritim Indonesia Anita, Bendahara 2 DPC IPERINDO Kepri, mewakili PT Usda Seroja Jaya.
Di tempat terpisah, Wakil Ketua DPC Iperindo Kepri, Rudi mengatakan pihaknya cukup senang bisa berdiskusi langsung dengan PLN Batam.
"Maksud dan tujuan kita tidak lain hanya ingin menyampaikan bahwa saat ini ekonomi Batam khususnya di bidang galangan kapal sedang bangkit," kata Rudi.
Semua galangan kapal, khususnya perusahaan yang tergabung dalam Iperindo sudah memiliki proyek pekerjaan sampai akhir tahun 2023.
"Tentu kebutuhan utama kami adalah listik, jika pelayanan listik tidak cukup, produksi kami akan terhambat," kata Rudi.
Ia juga mengucapkan terima kasih kepada PLN yang siap mendukung apa yang menjadi keluhan pengusaha galangan kapal.
Hal senada disampaikan Tia, Direktur Pt Athira Maritim Indonesia.
"Kita sangat senanglah ada solusi, karena kami juga dikejar target sesuai dengan kontrak terhadap pemesan barang," kata Tia.
Ia mengungkap jika target tidak tercapai, tentu mereka juga akan kena pinalti bahkan kontrak bisa dibatalkan.
"Ini akan menjadi masalah besar, bukan hanya terhadap kami pengusaha, tetapi begitu juga ekonomi Batam. Karena jika kami tidak memiliki proyek tentu akan terjadi pengurangan karyawan," kata Tia.[ss]