WahanaNews-Kepri | Gerai pangan Pasar Tani di Jalan Hang Lekir, Batu 9 digelar Kementerian Pertanian (Kementan) bersama Pemerintah Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), Kamis (28/4/2022).
Adanya pasar tani ini guna menjaga ketersediaan stok dan stabilitas harga pangan pokok jelang Idul Fitri 1443 Hijriah.
Baca Juga:
Demi Pendidikan Digital, Sekolah Rakyat Akan Dibekali Layanan Internet Memadai
Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian, Badan Pertanian, Kementerian Pertanian, Bustanul Arifin Caya menyampaikan, ketersediaan bahan pangan menjadi prioritas bagi masyarakat di Indonesia.
“Termasuk juga harganya baik di kota maupun kabupaten harus dalam kondisi kenaikan harga yang wajar, dikarenakan adanya permintaan yang banyak,” ucap Bustanul.
Ia menghimbau agar ketersediaan bahan pangan ini harus diimbangi dengan suplai. Terutama dalam memberikan rasa nyaman kepada masyarakat yang khususnya ada di Kepri.
Baca Juga:
Jenazah Penumpang KMP Tunu Ditemukan di Hari Keempat Pencarian
Bustanul menyebutkan, kegiatan pasar tani di Kepri ini termasuk dalam rangkaian kegiatan pasar tani dan gelar pangan murah yang telah diselenggarakan di beberapa provinsi lainnya.
“Kementan fokus mengawal ketersediaan pangan pokok di daerah dengan melibatkan secara aktif Pasar Tani, Pasar Mitra Tani, dan Toko Tani Indonesia Center yang tersebar di 34 provinsi di Indonesia,” tuturnya.
Sejak awal April hingga saat ini, ia bersama bersama Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten/Kota sudah melakukan pemantauan langsung ke pasar-pasar.
Hasilnya stok pangan diklaim cukup dan harga pangan terkendali menjelang Idul Fitri 1443 Hijriah.
Di tempat yang sama, Wali Kota Tanjungpinang, Rahma mengapresiasi pembukaan Pasar Tani tersebut, yang mana sangat berguna bagi masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pangannya.
“Ini membuktikan bahwa stabilitas harga di Provinsi Kepri khususnya di Tanjungpinang terkendali, terutama stok 12 bahan pangan pokok aman hingga Lebaran,” kata Rahma.
Sementara itu Kepala Balai Karantina Pertanian, Raden Nur Cahyo mengungkapkan, daging yang sudah masuk ke Kabupaten Bintan dan Tanjungpinang sudah diperiksa oleh Karantina, lalu tidak banyak bakterinya dan layak untuk dikonsumsi.
“Untuk mengecek kesegaran daging, masyarakat bisa melihat dari warnanya. Sapi ini ada ratusan yang kita pasok ke Bintan dan Tanjungpinang,” sebutnya. [rda]