Kepri.WAHANANEWS.CO – Organisasi Relawan Nasional MARTABAT Prabowo–Gibran memberikan apresiasi tinggi kepada PLN Batam atas langkah progresif membangun Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) berkapasitas 120 Megawatt (MW).
Pembangunan ini dinilai sebagai tonggak penting dalam memperkuat ketahanan energi di wilayah Batam dan kawasan industri sekitarnya yang terus berkembang pesat.
Baca Juga:
Dua Oknum Polisi Pekalongan Tipu Rp 2,6 M, Janjikan “Jalur Kapolri” Masuk Akpol
Ketua Umum MARTABAT Prabowo–Gibran, KRT Tohom Purba, menegaskan bahwa proyek senilai Rp 3,35 triliun ini tidak hanya akan meningkatkan ketersediaan listrik, tetapi juga menjadi simbol kemajuan sektor energi nasional di era pemerintahan Prabowo–Gibran.
“Kami menilai pembangunan PLTGU 120 MW oleh PLN Batam ini merupakan langkah strategis menuju kemandirian energi di daerah industri strategis seperti Batam,” ujar Tohom, Jumat (24/10/2025).
Menurutnya, Batam adalah kawasan yang memiliki daya tarik investasi tinggi dan menjadi pintu gerbang ekonomi Indonesia di barat. Karena itu, jaminan pasokan listrik yang stabil menjadi kunci untuk menjaga daya saing industri di wilayah tersebut.
Baca Juga:
Polwan Blitar Ditetapkan Tersangka Kasus Perselingkuhan dengan Anggota DPRD
“Ketahanan energi adalah fondasi dari daya saing nasional. Tanpa listrik yang andal, mustahil sektor industri bisa tumbuh konsisten,” ungkapnya.
Tohom menilai kolaborasi antara PLN Batam dengan konsorsium nasional PT PP (Persero) Tbk, PT Atamora Teknik Makmur, dan PT Sinergi Pratama Sukses merupakan contoh sinergi ideal antara BUMN dan swasta.
Ia menilai kemitraan semacam ini menunjukkan kemampuan bangsa dalam membangun proyek besar dengan sumber daya dan kompetensi lokal.
"Inilah bukti bahwa bangsa Indonesia mampu berdiri di atas kaki sendiri dalam hal teknologi energi,” ujarnya.
Lebih jauh, Tohom yang juga Ketua Aglomerasi Watch ini mengatakan bahwa proyek PLTGU Batam#1 akan memberikan dampak sistemik terhadap kawasan industri Batam, Bintan, dan Karimun (BBK).
“Kawasan ini menjadi barometer aglomerasi industri nasional. Dengan tambahan pasokan 120 MW, stabilitas sistem kelistrikan akan lebih terjamin dan investor akan semakin percaya menanamkan modalnya di sini,” katanya.
Tohom juga menyoroti aspek lingkungan dan efisiensi energi dalam proyek ini. Menurutnya, penggunaan teknologi turbin gas-uap yang lebih efisien menunjukkan keseriusan PLN Batam dalam mengadopsi prinsip energi bersih dan berkelanjutan.
“Kita sedang bergerak menuju era transisi energi yang cerdas. PLTGU seperti ini menjadi jembatan antara kebutuhan energi besar dan tanggung jawab terhadap lingkungan,” ucapnya.
Ia berharap pemerintah pusat memberi dukungan penuh terhadap proyek-proyek strategis serupa di wilayah lain di luar Jawa, terutama di kawasan industri yang sedang tumbuh.
“Kalau Batam bisa jadi model ketahanan energi berbasis efisiensi dan kolaborasi nasional, daerah lain bisa meniru pola yang sama,” tambahnya.
Tohom juga menegaskan komitmen organisasinya untuk terus mengawal kebijakan energi nasional agar berpihak pada kepentingan rakyat dan mendukung visi besar kemandirian ekonomi Indonesia.
“MARTABAT akan terus bersuara agar setiap kebijakan energi di era pemerintahan Prabowo–Gibran mengedepankan keadilan, efisiensi, dan kedaulatan energi,” pungkasnya.
Sebelumnya, Direktur Utama PLN Batam, Kwin Fo, menyebut proyek PLTGU Batam#1 sebagai bagian dari upaya strategis membangun fondasi ketahanan energi di kawasan industri paling dinamis di Indonesia.
Ia menegaskan bahwa proyek ini bukan sekadar pembangunan pembangkit, tetapi juga bentuk komitmen PLN Batam untuk menjadikan Batam sebagai model kota energi berdaya saing tinggi di luar Jawa.
[Redaktur: Sobar Bahtiar]