Kepri.WahanaNews.co - Tahun ini, PT PLN Energi Primer Indonesia (EPI) akan memasok total 2,56 juta ton biomassa untuk memenuhi kebutuhan implementasi teknologi pencampuran bahan bakar (cofiring) di pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).
"Jumlah ini meningkat dua setengah kali dibandingkan tahun 2023 yaitu 1 juta ton biomassa. Jumlah PLTU juga meningkat dari 43 menjadi 53 PLTU," kata Sekretaris Perusahaan PLN EPI, Mamit Setiawan, dikutip Selasa (20/2/2024).
Baca Juga:
Jaga Pilkada Serentak, PLN UID Jabar Siagakan Lebih dari Empat Ribu Personil
Selain bisa menggantikan ketergantungan atas energi fosil secara bertahap, penggunaan biomassa juga mampu menurunkan emisi.
Menurut Mamit, penggunaan teknologi cofiring biomassa sebanyak 2,5 juta ton pada 2024 ini berpotensi mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) hingga 2,8 juta ton CO2 equivalen.
Pada tahun lalu implementasi cofiring biomassa pada 43 pembangkit mampu mengurangi emisi GRK hingga 941,9 ribu ton CO2 equivalen.
Baca Juga:
Gendeng Indomobil, PLN Icon Plus Siap Kolaborasi Wujudkan Pengembangan Ekosistem Kendaraan Listrik
Sementara untuk tahun 2025, kebutuhan biomassa ditargetkan mencapai 10 juta ton dengan implementasi co-firing di 52 PLTU PLN Grup dan potensi pengurangan emisi GRK sekitar 10 juta ton CO2 equivalen.
"Ini pekerjaan yang luar biasa, mengingat lokasi penyediaan biomassa ini sangat menyebar (scatter) dan relatif jauh dari area PLTU," ujar Mamit.
Mamit menegaskan, dalam penyediaan biomassa bagi PLTU tersebut, PLN EPI sama sekali tidak melakukan deforestasi.