Kepri.Wahananews.co, BATAM - Bank Indonesia (BI) perwakilan Kepulauan Riau mencatat peningkatan volume transaksi QRIS di Kepri. Tak tanggung-tanggung, sepanjang tahun hingga Oktober 2024, BI mencatat ada sebanyak 3.253.174 transaksi atau tumbuh sebesar 108,30 persen.
Hal itu dilaporkan Kepala Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Kepulauan Riau, Suryono, Senin (2/12). Kata dia secara akumulasi terhitung mulai Januari - Oktober 2024 terdapat volume transaksi sebesar 26.298.889 transaksi.
Baca Juga:
BI Kepri Sukses Gelar Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2024, Stabilitas dan Transformasi Ekonomi Menjadi Prioritas
"Untuk penambahan nominal transaksi pada bulan Oktober 2024 tercatat sebesar Rp472 Miliar atau tumbuh sebesar 104,31 persen yoy. Secara akumulatif Januari – Oktober 2024, nominal transaksi QRIS di Kepri tercatat sebesar Rp3,88 Triliun," ujarnya.
Dari sisi pengguna, lanjut dia pada Oktober 2024, terdapat penambahan 11.583 pengguna baru atau tumbuh sebesar 29,28 yoy. Secara akumulatif pada Januari - Oktober 2024 telah terdapat penambahan pengguna sebesar 97.351 pengguna. Adapun total pengguna QRIS di Kepri sampai dengan Oktober 2024 adalah sebesar 516.608 pengguna
Sementara dari sisi merchant, total merchant QRIS Kepri di bulan Oktober 2024 adalah sebesar 565.498 merchant atau tumbuh terakselerasi sebesar 13,82 persenyoy dengan sebaran didominasi berada pada Kota Batam (83,51 persen) dan sebagian besar merupakan merchant UMI (44,76 persen ).
Baca Juga:
Bank Indonesia: Inflasi November 2024 Terkendali dan Menurun Secara Tahunan
Akibat capaian itu, Provinsi Kepri mendapatkan BI AWARD 2024 kategori Pemerintah Provinsi dengan Implementasi QRIS Terbaik di Sumatera dan juga kategori Merchant QRIS Usaha Mikro dan Kecil wilayah Sumatera yang diraih oleh Twenty Mart di Batam.
Ia menyampaikan capaian ini tidak terlepas dari sinergi Pemerintah daerah yang terus mendorong Elektronifikasi Transaksi Pemerintah Daerah (ETPD) dengan mempertahankan status digital.
Meskipun prospek ekonomi Kepri dan nasional cenderung positif, Suryono menyampaikan tantangan global seperti ketegangan geopolitik, perubahan iklim, dan dinamika kebijakan ekonomi negara maju tetap harus diwaspadai.