Ia menyebutkan, analisis per tanggal 03 Februari 2022 menunjukkan MJO berada dalam kondisi netral.
Kondisi tersebut tidak memberikan pengaruh terhadap peningkatan pertumbuhan awan konvektif di Indonesia terutama di wilayah Kepulauan Riau.
Baca Juga:
Sambut Masa Tenang Pilkada Jakarta, KPU Jakbar Gelar Panggung Hiburan Rakyat
"Pada dasarian III Januari 2022 aliran massa udara di wilayah Indonesia umumnya didominasi angin baratan. Daerah belokan angin terdapat di bagian utara ekuator dan sekitar ekuator. Angin Monsun Asia masih aktif pada dasarian II Januari 2022 dan dipredikisi akan tetap aktif di dasarian II Februari 2022 Kondisi ini mendukung untuk pembentukan awan di wilayah utara Indonesia khususnya wilayah Pulau Bintan," terangnya.
Untuk prakiraan kelembapan udara lanjutnya, relatif (relative humidity) di wilayah Pulau Bintan dan sekitarnya dasarian I Februari 2022 untuk lapisan permukaan diatas 80%, sedangkan pada lapisan 850 dan 700 mb berkisar antara 65 – 95%.
Kondisi tersebut mengindikasikan adanya ketersediaan pasokan uap air yang cukup di wilayah Pulau Bintan dan sekitarnya yang dapat mendukung pertumbuhan awan konvektif penghasil hujan.
Baca Juga:
Sekjen GEKIRA Partai Gerindra: Pemilukada Damai Bukti Rakyat Cerdas
"Untuk peringatan dini yang harus diwaspadai tinggi gelombang laut yang mengalami peningkatan yang dapat mencapai 2,0 meter di Perairan Bintan sebelah utara hingga timur," ungkapnya.
Diterangkannya lagi, berdasarkan analisis dinamika atmosfer pengaruh fenomena cuaca skala global (ENSO, IOD, dan MJO) kurang berpengaruh terhadap peningkatan aktivitas konveksi di wilayah Pulau Bintan dan sekitarnya.
"Nilai SST yang hangat dengan anomali SST positif cukup berperngaruh terhadap peningkatkan pasokan uap air ke atmosfer untuk mendukung pertumbuhan awan konvektif di wilayah Pulau Bintan," jelasnya.