WahanaNews-Bintan | Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau, aman terkendali, sehingga jumlah pasiennya relatif sedikit.
Kepala Dinas Kesehatan Bintan, Gama AF Isnaini, di Bintan, Rabu mengatakan jumlah pasien demam berdarah pada Januari-Maret 2022 sebanyak enam orang.
Baca Juga:
Gelar Naker Expo, Kemnaker Sediakan Puluhan Ribu Lowongan Pekerjaan di Tiga Kota
"Pada Maret 2022, hanya ada dua kasus. Alhamdulillah, tidak ada pasien yang meninggal dunia akibat DBD," ujarnya.
Dokter spesialis anak itu mengemukakan kasus DBD dapat dikendalikan hingga di seluruh pesisir Bintan, lantaran masyarakat sudah memahami program pencegahan DBD, seperti 3M plus untuk menutup kemungkinan perkembangbiakan jentik menjadi nyamuk.
Ia menjelaskan 3M merupakan singkatan dari menguras wadah yang berisi air, menutup rapat tempat penampungan air dan memanfaatkan barang bekas yang memiliki nilai ekonomi.
Baca Juga:
Sudinkes Jakarta Barat Ingatkan Rumah Sakit Terus Terapkan Pelayanan Berbasis Hospitality
Sementara plus merupakan kegiatan tambahan untuk mencegah jentik dan nyamuk berkembang biak, seperti memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, menggunakan obat antinyamuk, memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi, gotong royong membersihkan lingkungan, periksa tempat-tempat penampungan air, meletakkan pakaian bekas pakai dalam wadah tertutup, memberikan larvasida pada penampungan air yang susah dikuras, memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar, dan menanam tanaman pengusir nyamuk.
"Masyarakat sudah melaksanakan 3M plus itu sampai di pesisir Bintan," ucapnya.
Menurut dia, peran juru pemantau jentik sampai di pulau-pulau memberi dampak positif kepada warga, terutama yang tinggal di pulau-pulau dan sulit mendapatkan informasi.