"Sehingga belum seimbang jika dibandingkan dengan 22.000 wisatawan domestik yang datang," sambung Suryawijaya.
Situasi pandemi saat ini memang menyebabkan hotel-hotel maupun penyedia jasa lainnya di Bali belum bisa mendapatkan keuntungan secara optimal.
Baca Juga:
Lebaran Idulfitri 1446 H, PLN Jawa Barat Sukses Jaga Pasokan Listrik Andal
Masih banyak hotel dan penginapan memberikan harga miring hanya untuk memenuhi kebutuhan operasionalnya.
Suryawijaya berharap, situasi pandemi Covid-19 akan semakin membaik sehingga jumlah wisatawan domestik ke depannya akan semakin meningkat.
"Semoga saja secara bertahap terus membaik. Potensi wisatawan domestik cukup tinggi, karena itu dari kami pelaku industri wisata juga telah menyiapkan protokol kesehatan ketat dan sertifikasi CHSE di berbagai tempat," ujar dia.
Baca Juga:
Siaga Penuh, PLN Jabar Sukses Jaga Keandalan Listrik di Momen Lebaran Idulfitri 1446 H
Adapun okupansi hotel di Bali saat ini umumnya masih terpusat di wilayah-wilayah tertentu, seperti Badung, Denpasar, dan Ubud.
Suryawijaya menambahkan, untuk kegiatan rapat bisnis atau pemerintahan biasanya dilakukan di hotel-hotel berbintang empat hingga bintang lima.
Sementara bagi wisatawan yang datang berlibur cukup tersebar, termasuk memanfaatkan hotel bintang satu hingga bintang tiga, ataupun penginapan berupa vila. [rda]