Sementara itu, Kepala Tim Implementasi Kebijakan Ekonomi dan Keuangan Daerah (KEKDA) Miftachul Chori menyatakan Inflasi di Provinsi Kepri pada bulan Juli 2022 tercatat sebesar 6,09 persen year on year (yoy), lebih tinggi dari target sasaran inflasi nasional sebesar 2 persen hingga 4 persen (yoy).
Inflasi tersebut terutama didorong oleh kelompok komoditas bahan pangan (volatile food) yang mencapai 12,59 persen (yoy).
Baca Juga:
Pemkot Palu Ajak Warga Manfaatkan Pekarangan Rumah untuk Kemandirian Pangan
Menurutnya, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kepri telah melakukan operasi pasar untuk menekan inflasi pangan, di mana bahan pangan yang dijual diperoleh dari produsen dan distributor utama.
Kegiatan ini diharapkan dapat mendorong efisiensi rantai distribusi sehingga masyarakat dapat memperoleh kebutuhan pangan dengan harga lebih terjangkau.
"TPID Kepri juga terus mendorong peningkatan produksi bahan pangan khususnya cabai merah," ujar Miftachul Chori.
Baca Juga:
Capaian Kolaborasi Kendalikan Inflasi Pangan di Papua Barat Daya Tahun 2024, Bank Indonesia Perwakilan Papua Barat Gelar Torang Locavore
Selain mendorong produksi kelompok tani di setiap kabupaten dan kota, sinergi TPID dalam waktu dekat juga akan melakukan gerakan tanam cabai merah di pekarangan rumah berkolaborasi dengan Kelompok Wanita Tani dan Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK).
Program tersebut dilakukan dengan pemberian bibit dan pelatihan teknik budidaya yang telah teruji. "Melalui berbagai upaya ini diharapkan dapat meningkatkan ketersediaan bahan pangan yang berkesinambungan di Provinsi Kepri dan mengurangi ketergantungan dengan daerah lainnya," kata Chori.[zbr]