Secara umum, MJO pada fase 1 tidak aktif dalam wilayah Indonesia sehingga juga kurang memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan awan konvektif di Indonesia, termasuk wilayah Pulau Bintan.
"Berdasarkan analisis cuaca skala global dan regional (ENSO dan IOD) serta MJO kurang memberikan dampak signifikan untuk peningkatan pertumbuhan awan konvektif di wilayah Pulau Bintan," terangnya dalam rilis tertera, Minggu (25/6/2023).
Baca Juga:
BMKG Sultan Thaha Jambi Catat 12 Hotspot Terpantau di Wilayah Provinsi
Kondisi SST yang masih hangat dapat meningkatkan pasokan uap air di atmosfer yang mendukung pembentukan awan konvektif.
Aliran udara di sekitar wilayah Kepulauan Riau didominasi oleh adanya belokan angin (shearline), serta dapat mendukung perlambatan kecepatan angin sehingga mempengaruhi adanya penumpukan pertumbuhan awan konvektif di wilayah Pulau Bintan
Analisis cuaca skala lokal yakni kondisi RH yang cukup basah dapat mendukung pertumbuhan awan konvektif.
Baca Juga:
Tinggi Gelombang Danau Toba Diprediksi 0,2 Hingga 0,3 Meter, BMKG: Masih Kondusif untuk Laga
Kondisi labilitas atmosfer (SI, LI dan KI) cenderung labil ringan – sedang masih menunjukkan adanya potensi pertumbuhan awan Cumulonimbus (Cb) yang dapat menyebabkan hujan ringan – sedang yang bersifat lokal.
"Waspada potensi pertumbuhan awan Cumulonimbus yang dapat menyebabkan hujan dengan intensitas ringan – sedang sesekali lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang yang bersifat lokal," tambahnya.
Berikut Tribunbatam.id sajikan perkiraan cuaca wilayah Pulau Bintan tanggal 25 - 27 Mei 2023.