WahanaNews-Natuna | Mahasiswa Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta menggelar Geo Heritage Festival di Desa Kelarik, Kecamatan Bunguran Utara, Natuna, Kepulauan Riau, Ahad (7/8) sebagai penutup kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN).
Ketua mahasiswa KKN UGM, Faiq Fadillah menuturkan, Geo Heritage Festival di Desa Kelarik sebagai edukasi budaya yang sudah tersohor di desa tersebut.
Baca Juga:
PLN Akan Bangun SUTT di Natuna Guna Tingkatkan Keandalan Listrik
“Festival ini sebagai wujud, agar generasi muda dan masyarakat tidak melupakan ciri khas budaya yang ada,” terang Faiq.
Adapun kegiatan yang digelar meliputi, pementasan seni, olahraga dan Short Trif.
Ia berharap, kegiatan tersebut terus dilanjutkan dan menjadi salah satu program unggulan desa serta masyarakat akan cinta budaya khas daerahnya.
Baca Juga:
Bupati Natuna Paparkan Sejumlah Capaian Pembangunan Selama Dua Tahun
“Kami harap program ini dapat menjadi percontohan bagi desa lain, untuk menciptakan platform dimana masing-masing desa dapat mempromosikan potensi desa mereka masing masing,” harapnya.
Sementara, Kepala Bidang (Kabid) Kebudayaan Dinas Pendidikan Natuna, Hadisun yang menyempatkan hadir mengapresiasi festival yang digelar mahasiswa UGM tersebut.
“Sebuah kebanggaan atas kreativitas dan kepedulian adik-adik UGM, kegiatan seperti ini memang selayaknya dilestarikan,” kata Hadisun.
Hadisun juga berpesan kepada kawula muda Natuna, harus terus menjaga konsistensi budaya lokal. Geo Heritage Festival ini, lanjut dia, bisa menjadi cikal bakal produk wisata ke depan dalam mengait para wisatawan.
“Ini dapat menjadi cikal bakal produk wisata Kabupaten Natuna. Sehingga Geo Heritage Festival, dapat menjadi salah satu kalender festival di Kabupaten Natuna,” ujarnya.
Ketua Komunitas Mbe Cerite Klarik, Gilang Islamic Anarkhi merasa bangga bisa menjadi bagian dalam kegiatan. Sebagai generasi muda Natuna, ia mengungkapkan selalu berusaha melakukan yang terbaik dalam upaya pelestarian budaya.
“Kegiatan seperti ini memang selayaknya direspon pemerintah sebagai upaya promosi kekayaan budaya khususnya budaya Bunguran Utara, Desa Kelarik,” ujarnya.[zbr]