Naiknya harga jual kedelai impor membuat produsen tahu tempe di Kudus sudah melakukan penyesuaian baik ukuran produk maupun harga jualnya.
"Permintaan kedelai impor di tempat kami juga cukup stabil dengan rata-rata 15 ton per harinya. Sebelum pandemi permintaannya memang cukup tinggi mencapai 20-an ton per hari," tutur Amar.
Baca Juga:
Sub Terminal Agribisnis di Desa Bandar Tongging Akan Direnovasi Untuk Dijadikan Rest Area.
Sebetulnya, kata Amar, perajin tahu dan tempe memiliki alternatif kedelai lokal, namun harga jualnya hampir sama.
Pedagang lebih memilih kedelai impor karena selain lebih bersih juga ada jaminan stok tersedia secara berkelanjutan, dibandingkan kedelai lokal. [kaf]