WahanaNews-Kepri | Penuntasan program listrik terang menjadi program strategis Gubernur Kepri, Ansar Ahmad.
Bagi mendukung rencana tersebut, ia meminta Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk segera melaksanakan pembangunan proyek kabel laut dari Batam-Pulau Buluh dan Dabo Singkep-Daik, Lingga.
Baca Juga:
Polda Sulteng Soal Tambang Ilegal PT PBS di Sungai Bou Donggala: tidak Tertangkap Basah Saat Beroperasi
“Program Kepri Terang adalah cita-cita besar yang kita gagas. Dan ini sudah terlaksana sesuai dengan rencana. Saat ini, kita menunggu dua kegiatan strategis PLN, yakni kabel laut dari Batam-Pulau Buluh dan Dabo Singkep-Daik, Lingga,” ujar Gubernur Ansar, kemarin di Tanjungpinang.
Bagi mengawal program ini, pihaknya sudah melakukan koordinasi dan menerima audiensi dengan Manager PT. PLN (Persero) UP3 Tanjungpinang dan Manager PT. PLN (Persero) UP2K Tanjungpinang, di Tanjungpinang, Rabu (07/09) lalu.
Menurutnya, dalam ada beberapa persoalan yang dibahas. Yakni, mencakup percepatan pembangunan jaringan kabel bawah laut untuk ruas Pulau Lingga-Pulau Seraya-Pulau Singkep, Kabupaten Lingga dan ruas Pulau Batam-Pulau Buluh, Kota Batam.
Baca Juga:
Tempat 8 Pekerja Tambang Emas yang Terjebak dalam Lubang, Dikatakan Tak Berizin
“Dengan terlaksananya pembangunan strategis ini, tentu ada beberapa persoalan yang sudah kita tuntaskan. Daerah-daerah yang menjadi lintasan, akan mendapatkan manfaat listrik menyala 24 jam,” jelas Gubernur.
Sementara itu, Kepala Dinas ESDM, Muhammad Darwin, yang mendampingi Gubernur Kepri dalam pertemuan tersebut menambahkan, ketika proyek ini selesai dibangun, beberapa permasalahan kelistrikan di pulau-pulau lain dapat pula diselesaikan.
PLN menargetkan Proyek pembangunan kabel bawal laut ini akan selesai pada semester pertama tahun 2023.
Dengan selesainya proyek ini, tenaga-tenaga operator Genset, alokasi bahan bakar dan sebagainya yang sebelumnya diperuntukkan di Pulau Buluh Batam, Daik, dan Dabo, bisa dialihkan untuk meningkatkan kelistrikan di kawasan pulau-pulau yang belum maksimal.
“Seperti nantinya Pulau Pangkil menjadi 24 jam, Tanjung Pelanduk menjadi 14 jam. Menyelesaikan proyek yang satu tadi bisa menyelesaikan beberapa masalah yang lain” ujar Darwin.
Masih kata Darwin, sebenarnya prasarana di pulau-pulau yang menjadi konsentrasi untuk ditingkatkan jam penyalaan listriknya itu sudah siap, tapi masih kekurangan tenaga alih daya atau tenaga operator.
Di lain pihak, Darwin menyatakan dengan rasio desa berlistrik di Kepri yang sudah mencapai 100 persen, sekarang concern Pemprov Kepri adalah mengalirkan listrik di pulau-pulau berpenghuni yang belum berlistrik.
Menurutnya masih ada lebih kurang 100 pulau yang perlu dialiri listrik di seluruh Kepri.
“Tahun ini kita bisa menyelesaikan kelistrikan di 7 pulau dengan program kelistrikan dari APBD. Kita memang kondisinya butuh biaya besar untuk menangani ini. Kita kerja sama juga dengan PLN, mana yang bisa dihandle PLN akan di handle PLN” ungkapnya.
Kemudian, Darwin memaparkan masih ada Dana Corporate Social Responsibility (CSR) dari perusahaan-perusahaan yang diperuntukkan untuk penyambungan listrik ke rumah-rumah masyarakat tidak mampu dan di wilayah terluar, tertinggal, terdepan (3T).
“Dana-dana CSR dari perusahaan migas, tambang, dan perusahaan ketenagalistrikan dikumpulkan dan disalurkan kepada masyarakat-masyarakat yang sudah ada jaringan listriknya tapi belum mampu untuk menyambung listrik ke rumahnya” tutup Darwin.[zbr]