KEPRI.WAHANANEWS.CO, BATAM - Kota Batam terus bergerak membangun. Proyek-proyek infrastruktur yang digalakkan Badan Pengusahaan (BP) Batam menjadi bukti keseriusan pemerintah dalam mewujudkan kota industri yang lebih siap menyambut investasi. Pelebaran jalan dari Simpang Kepri Mall menuju Kawasan Industri Batamindo sepanjang 3,8 kilometer adalah salah satu proyek strategis yang kini dipercepat pengerjaannya.
Kepala BP Batam, Amsakar Achmad, menegaskan bahwa pembangunan infrastruktur akan menjadi prioritas utama dalam memperkuat daya saing Batam sebagai kawasan industri dan perdagangan internasional. “Program strategis pembangunan harus kita percepat. Saat ini, kami telah memulai pengerjaan jalan dari Kepri Mall hingga Muka Kuning,” ujarnya, Rabu (9/4) lalu.
Baca Juga:
Usai Dilantik Sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Kepri, Ansar-Nyanyang Hadiri Pelantikan Kepala BP Batam
Proyek ini bukan hanya menjawab kebutuhan konektivitas, tetapi juga akan berdampak langsung terhadap iklim investasi. Jalan yang lebih lebar dan lancar akan menunjang distribusi barang dan mobilitas tenaga kerja dari dan ke kawasan industri.
Amsakar menyebutkan bahwa pembangunan infrastruktur adalah pondasi penting dalam menciptakan kenyamanan bagi investor. “Kemajuan Batam memerlukan sinergi semua pihak, terutama antara pemerintah dan masyarakat. Infrastruktur yang baik akan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah,” ucapnya.
Ia menekankan, tanpa dukungan infrastruktur memadai, akan sulit menjaring investor baru maupun mempertahankan investor lama. Karena itu, kolaborasi lintas sektor menjadi keniscayaan. “Harus ada langkah-langkah konkret dan strategi jitu agar Batam bisa berkembang lebih pesat,” ungkap Amsakar.
Baca Juga:
Mabes Polri Kirimkan Personel Tambahan ke Pulau Rempang Buntut Kericuhan di BP Batam
Selain urusan fisik, Amsakar juga menyinggung pentingnya pelayanan publik yang prima sebagai wajah pelayanan pemerintah kepada masyarakat dan investor. Ia meminta seluruh jajarannya untuk responsif dan sigap terhadap setiap laporan masyarakat.
Isu lingkungan juga tak luput dari perhatian. Amsakar menyebut, pembangunan harus seimbang dengan upaya menjaga lingkungan, terutama dalam penanganan banjir yang kerap terjadi saat hujan deras melanda. “Kepentingan masyarakat harus selalu diutamakan,” tuturnya.
Di sisi lain, Wakil Kepala BP Batam, Li Claudia Chandra, juga mendorong akselerasi pertumbuhan ekonomi dengan cara memperkuat sektor investasi. Ia memastikan pihaknya tengah mengkaji ulang sejumlah regulasi yang selama ini menjadi ganjalan investor.
“Kami ingin mempermudah arus investasi di Batam. Oleh karena itu, regulasi-regulasi yang tumpang tindih akan terus dikaji ulang agar tidak menjadi penghambat pertumbuhan,” kata Li, Jumat (11/4/2025).
Menurutnya, regulasi yang efisien dan adaptif sangat diperlukan dalam menciptakan iklim usaha yang kondusif. Langkah ini sejalan dengan semangat BP Batam untuk menghadirkan kebijakan yang berpihak kepada investor.
Li juga menyampaikan bahwa komunikasi intensif dengan kementerian pusat akan terus dibangun guna memastikan Batam mendapatkan perhatian lebih dalam program nasional.
“Kita ingin menjadikan Batam sebagai wajah modern Indonesia di kawasan perbatasan,” ujarnya.
Sebagai tokoh perempuan pertama yang menjabat dua posisi strategis di Batam, yakni Wakil Kepala BP Batam dan Wakil Wali Kota Batam, Li menunjukkan komitmen tinggi untuk hadir langsung dalam menyelesaikan berbagai hambatan investasi.
“Apabila ada kendala, investor bisa berkomunikasi langsung dengan saya maupun Pak Kepala BP Batam,” katanya.
Komunikasi terbuka itu diyakini akan mempercepat penyelesaian masalah dan menjaga kepercayaan investor.
Kepastian proyek pembangunan yang terus berjalan dan regulasi yang terus diperbaiki menjadi kombinasi strategis untuk memperkuat posisi Batam sebagai kota tujuan investasi. Ini sejalan dengan visi menjadikan Batam sebagai kawasan ekonomi berkelas internasional.
Para pelaku industri pun menyambut positif langkah ini. Mereka menilai pembangunan jalan dan pembenahan regulasi akan memangkas biaya logistik dan meningkatkan efisiensi produksi.
Bukan hanya industri besar, pelaku usaha kecil dan menengah juga diuntungkan dengan perbaikan akses jalan yang membuka peluang distribusi lebih luas dan cepat. Pertumbuhan ekonomi pun diharapkan akan merata di berbagai kawasan.
Pembangunan yang menyeluruh ini menjadi simbol bahwa Batam tidak berhenti bergerak. Dari jalan, regulasi, hingga pelayanan publik, semua diarahkan untuk satu tujuan: menjadikan Batam lebih maju, inklusif, dan kompetitif di kancah nasional dan internasional.
[REDAKTUR: MIRZA ANTONI]