Kepri.WAHANANEWS.CO - Gerakan relawan nasional MARTABAT Prabowo–Gibran menyampaikan apresiasi terhadap langkah strategis PLN Batam yang resmi memulai pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Batam #1 berkapasitas 120 MW. 						
					
						
						
							Proyek monumental ini dinilai krusial untuk menjamin pasokan energi andal bagi kawasan Otorita Batam serta mendukung percepatan investasi dan industri di Batam, Bintan, dan Karimun.						
					
						
							
								
								
									Baca Juga:
									Zaki Firmansyah Tegaskan Bakal Sikat Semua Barang Ilegal di Batam
								
								
									
										
	
									
								
							
						
						
							Dalam pernyataan resminya, MARTABAT Prabowo–Gibran menilai keberanian mengambil langkah investasi energi di saat ekonomi global penuh ketidakpastian menunjukkan konsistensi pemerintah dan BUMN dalam menyiapkan fondasi pertumbuhan industri nasional jangka panjang. 						
					
						
						
							Infrastruktur energi selalu menjadi faktor vital untuk menjaga daya saing kawasan strategis, terutama Otorita Batam yang merupakan gerbang ekonomi Indonesia ke pasar internasional.						
					
						
						
							Ketua Umum MARTABAT Prabowo–Gibran, KRT Tohom Purba, menyambut baik kolaborasi PLN Batam dengan konsorsium nasional untuk mewujudkan proyek ini. 						
					
						
							
								
								
									Baca Juga:
									Rokok Ilegal di Batam Rugikan Negara Miliaran Rupiah
								
								
									
	
								
							
						
						
							Menurutnya, Batam merupakan episentrum ekonomi baru Indonesia, mulai dari manufaktur, logistik, hingga pusat data, sehingga kebutuhan listrik berkualitas tinggi dan stabil bersifat non-negotiable.						
					
						
						
							“Pembangunan PLTGU 120 MW adalah keputusan strategis yang menunjukkan kesiapan Indonesia memasuki era industri berbasis teknologi dan hilirisasi energi. Kami mengapresiasi PLN Batam yang agresif memperkuat sistem tenaga listrik, sehingga investor merasakan kepastian dan kenyamanan,” ujar Tohom, Senin (3/11/2025).						
					
						
						
							Tohom menegaskan bahwa proyek senilai lebih dari Rp3 triliun ini menjadi tonggak penting menuju ketahanan energi regional sekaligus meneguhkan posisi Batam sebagai ikon transformasi industri nasional.						
					
						
							
						
						
							“Ketika negara lain menghadapi stagnasi energi, Batam mempercepat pembangunan. Ini hal visioner. Pemerintah dan PLN sedang membangun fondasi 30 tahun ke depan, bukan hanya menjawab kebutuhan hari ini,” tambahnya.						
					
						
						
							Lebih jauh, Tohom menyoroti bahwa proyek PLTGU dengan teknologi efisiensi tinggi ini harus menjadi model kerja sama BUMN dan swasta yang bersih, transparan, serta berbasis kompetensi. 						
					
						
						
							Menurutnya, keberhasilan tender dan eksekusi proyek juga memberi sinyal positif bagi stabilitas kebijakan energi di era pemerintahan baru.						
					
						
							
						
						
							Tohom yang juga Pengamat Energi dan Lingkungan ini menekankan pentingnya pengawasan terhadap emisi dan efisiensi energi dalam proyek pembangkit gas modern ini.						
					
						
						
							“Gas adalah energi transisi yang realistis sambil kita mempercepat bauran energi bersih. Namun, aspek lingkungan tetap harus menjadi prioritas. Dengan pengelolaan yang tepat, PLTGU mampu menjadi jembatan menuju ekosistem energi hijau sekaligus menjaga pertumbuhan industri yang tidak bisa menunggu,” jelasnya.						
					
						
						
							Ia menambahkan, komitmen pemerintah terhadap keberlanjutan ekosistem industri di Batam harus terus dikawal melalui kebijakan investasi hijau, digitalisasi infrastruktur listrik, dan peningkatan kapasitas tenaga kerja lokal.						
					
						
							
						
						
							Proyek PLTGU Batam #1 ditargetkan rampung pada 2028 dan akan menjadi salah satu penopang utama sistem tenaga listrik kawasan Batam–Bintan–Karimun, termasuk mendukung rencana pengembangan data center, logistik internasional, dan kawasan manufaktur berteknologi tinggi.						
					
						
						
							[Redaktur: Rinrin Khaltarina]