WahanaNews-Bintan | Masjid Besar Nurul Iman yang berada di Kijang Kota, Kecamatan Bintan Timur, Kabupaten Bintan merupakan salah satu Masjid Wisata Religi di Kabupaten Bintan.
Masjid yang berada di pusat Kijang Kota, Kecamatan Bintan Timur ini menawarkan berbagai keindahan dari arsitektur yang begitu unik dan juga menarik.
Baca Juga:
Kampanye Baznas Surakarta Ajak Masyarakat Bayarkan Zakat di Luar Ruangan
Sejumlah pohon dan tanaman yang tertata rapi di sebuah pot besar juga menghiasi jalan masuk tepat di depan masjid yang berwarna hijau dan kuning ini.
Sehingga membuat suasana sejuk dan rindang.
Dengan keindahan dan megahnya masjid besar Kijang ini membuat masjid ini masuk dalam rangkaian tujuan wisata religi yang ada di Kabupaten Bintan.
Baca Juga:
Viral Aksi Pria Ganti Barcode QRIS Kotak Amal di Masjid, Polisi Bakal Usut
Saat memasuki areal bangunan masjid Besar Nurul Iman Kijang, pertama kali kita akan disuguhkan dengan Al Quran berukuran lumayan besar dari ukuran Al Quran biasanya.
Mata kita juga akan dimanjakan dengan keindahan pernak pernik hiasan dan juga kaligrafi yang melekat di dalam bangunan masjid yang berdiri tahun 1961 ini.
Adapun sejarah daripada masjid besar ini dibangun oleh PT Aneka Tambang.
Masjid ini terletak tak jauh dari salah satu danau yang berada di Taman Kolam Kijang Kota yang saat ini menjadi lokasi wisata masyarakat di saat sore hari.
Di seputaran lokasi Masjid dan danau juga ada Foodcourt khas Kijang Kota.
Selain itu, juga ada pedagang jajanan di pinggir taman kolam kijang yang membuat lokasi masjid ini lengkap.
Mulai wisata religi, sejarah, kuliner dan juga danau.
Pemandangan masjid besar Nurul Iman ini juga sangat indah dilihat dari danau yang berada di sana.
Sehingga bisa menjadi spot foto bagi pengunjung yang ingin berfoto dengan background Masjid Besar Nurul Iman di belakangnya.
Masjid yang menjadi icon religi warga Bintan yang berada di Kecamatan Bintan Timur ini sering digunakan dalam pelaksanaan ibadah shalat 5 waktu, shalat Jumat, shalat Idul Fitri dan Idul Adha.
Masjid Nurul Iman kerap kali digunakan warga untuk upacara akad nikah dan peringatan hari besar keagamaan.
Tak hanya itu, pengajian dari majelis taklim serta remaja masjid acapkali mengisi kegiatan di Masjid Besar Nurul Iman.
Masjid Besar Nurul Iman juga kerap dikunjungi wisatawan religi baik dari kota lain dan luar negeri seperti negara tetangga Malaysia dan lainnya.
Pada tahun ini Masjid Besar Nurul Iman juga akan dilengkapi perpustakaan.
Camat Bintan Timur Muhammad Sofyan menjelaskan, jika tahun ini telah dianggarkan beberapa pembangunan di Mesjid Besar Nurul Iman, di antaranya perpustakaan masjid, tempat wudhu serta beberapa bagian masjid lainnya.
"Insha Allah tahun ini kita akan bangun perpustakaan masjid tahun ini,” terangnya belum lama ini.
Menurutnya, Masjid Besar Nurul Iman merupakan kebesaran serta kebanggaan tidak hanya bagi warga Bintan Timur, melainkan bagi warga Kabupaten Bintan.
Icon religi yang ada di Bintan Timur ini terus dibenahi sehingga semakin banyak orang datang beribadah ke masjid kebanggaan tersebut.
“Semoga semakin banyak juga masyarakat luar Bintan yang beribadah dan berwisata religi. Semoga dengan usaha memakmurkan masjid kita bisa menurunkan hidayah-Nya,” jelasnya.
Bercerita tentang sejarah awal mula dibangunnya Masjid ini.
Imam besar Masjid Besar Nurul Iman menceritakan, bahwa dahulu sebelum Masjid ini dibangun dulunya lahan yang sekarang ini didirikan Masjid Besar Nurul Iman merupakan sungai.
Pertama sekali masjid di Kijang dibangun berupa bangunan surau kecil yang terletak di kawasan perkantoran PT. Aneka Tambang.
Kemudian pada tahun 1961 masyarakat Kijang sepakat untuk mendirikan sebuah bangunan masjid.
Pada saat itu Pulau Bintan yang dahulunya sempat menggunakan mata uang KR turun nilai dan tidak bisa digunakan alhasil pembangunannya pun diambil alih oleh PT Aneka Tambang.
"Jadi pada waktu itu masyarakat sepakat untuk mendirikan sebuah masjid,namun seiring berjalannya waktu pembangunan masjid diambil alih oleh PT. Aneka Tambang.
Pada waktu itu disebutlah masjid ini dengan nama “Masjid Raya,” ujar mantan Ketua Masjid Besar Nurul Iman dari tahun 1983 ini.
Lanjutnya, pembangunan awal masjid Besar Nurul Iman dinakhodai oleh Hasibuan yang pada saat itu menjabat sebagai Camat pertama Bintan Timur.
Pada 2010 masa tambang PT. Antam menuju akhir operasional.
Sebagai peninggalan, PT. Antam berniat ingin memperlebar masjid Raya dengan membangun 2 teras di bagian kiri dan kanan menggunakan anggaran sebesar Rp 2 M.
Namun Ansar Ahmad yang pada masa itu menjabat sebagai Bupati Bintan mengusulkan anggaran Rp 2 miliar yang dinilai besar tersebut sebaiknya digunakan untuk merenovasi habis bangunan hingga menjadi seperti saat ini.
Pada masa itu sempat timbul Pro dan Kontra masyarakat Kijang karena renovasi masjid keseluruhan dinilai menghilangkan peninggalan sejarah masjid pertama di Kijang.
Namun, dengan musyawarah yang berkali-kali diadakan akhirnya warga sepakat untuk merenovasi masjid.
"Pembangunan atau merenovasi ulang Masjid Besar Nurul Iman menelan anggaran belasan miliar dana tersebut berasal dari PT Antam, APBD Pemkab Bintan dan Infaq masjid setiap Jumat," jelasnya.
Setelah itu, di tahun 2010 Masjid besar Nurul Iman pun direnovasi dan disetujui Gubernur Kepri di masa jabatan Almarhum Sani dan meletakkan batu pertama bulan 10 tahun 2010.
"Setelah berangsur beberapa tahun akhirnya masjid besar ini selesai di tahun 2015 dan saat ini tampak megah dan indah," ucap Kakek kelahiran tahun 1952 ini.
Ia pun menambahkan, bahwa Masjid Besar Nurul Iman ini dulu awalnya bernama masjid Antam setelah itu di tahun 1964 dinamakan Masjid Raya Kijang.
Setelah itu di tahun 1990 nama Masjid ini diubah menjadi Masjid Besar Nurul Iman.
Adapun daya tampung di Masjid ini sekitar 4.000 jemaah dengan jumlah 23 Shaf baik itu lantai atas dan di bawah.
Sementara untuk ukuran bangunan sekitar 40x40 untuk ukuran induk mesjidnya.
Sementara luas lahannya sekitar 1,4 hektare.
"Nah untuk interior di dalam masjid kita ini dari Jepara. Masjid ini juga mempunyai 4 Kabbah kecil dan 1 Kabbah besar," jelasnya.[zbr]