Sementara pemerintah Singapura baru menerbitkan kebijakan VTL Sea beberapa hari lalu yang mulai berlaku pada 25 Februari 2022. Akibatnya, selama satu bulan travel bubble Batam dan Bintan dengan Singapura berlaku, belum ada satu pun wisatawan yang masuk.
Atas berbagai perbedaan ini, Siska menyarankan perwakilan Indonesia dan Singapura kembali bernegosiasi untuk mencari jalan tengah.
Baca Juga:
Gregoria Mariska Absen di Australian Open 2025, Tim Fokus Pulihkan Kondisi Fisik
"Sebab prinsipnya sama-sama saling membutuhkan dan ini peluang besar untuk menggerakkan kembali pariwisata di masa pandemi," ujarnya.
Apabila kerja sama kedua negara sudah jelas, Siska melanjutkan, maka wisatawan akan lebih nyaman datang ke Batam, Bintan, maupun Singapura.
Dengan kebijakan yang berbeda ini, wisatawan memilih menunggu hingga ada aturan yang jelas dan meringankan mereka.
Baca Juga:
Kemenko PMK Luncurkan SMART PMK dan Gelar Penilaian 360 Derajat untuk Perkuat Manajemen Talenta ASN
Siska menilai pemerintah tergesa dalam memulai travel bubble Batam dan Bintan dengan Singapura pada 24 Januari 2022.
Padahal saat itu belum ada kesepakan yang jelas di antara kedua negara.
"Kalau peraturan kedua negara sudah serasi, wisatawan pasti datang," kata dosen pariwisata lulusan Tourism Management dari Chung Hua University, Taiwan, itu.