Dwi membeberkan bahwa di Laut Natuna itu, Premier Oil Tuna B.V sudah menemukan cadangan migas khususnya di Wilayah Kerja atau Blok Tuna.
Wilayah Kerja Tuna ini berada di lepas pantai Natuna Timur, tepat di perbatasan Indonesia-Vietnam.
Baca Juga:
Banjir Bandang di Cileungsi, Tanggul Jebol dan Sampah Menumpuk
Dalam catatan SKK Migas, terdapat temuan cadangan melalui pengeboran dua sumur delineasi Singa Laut (SL)-2 dan Kuda Laut (KL)-2.
Pada 2014 lalu Premier Oil melakukan pengeboran sumur eksplorasi dengan dua kaki yang menyasar pada potensi hidrokarbon di struktur SL-1 dan struktur KL-1.
Kedua sumur ini menemukan potensi minyak dan gas dari Formasi Gabus, Arang, dan Lower Terumbu.
Baca Juga:
Ahok Siap Diperiksa Kejagung, Kasus Korupsi BBM Pertamina Seret Banyak Nama
"Dan Premier Oil Tuna ini sedang bersiap-siap maju dengan Plant of Development (PoD). Ddan diharapkan proyek bisa jalan," tandas Dwi Soetjipto.
Tentunya temuan-temuan itu bisa membantu pemerintah dalam mencapai target produksi minyak 1 juta barel per hari (bph) dan 12 miliar standar kaki kubik gas per hari (BSCFD) pada 2030 mendatang.
Sementara dalam catatan wartawan, selain itu produksi migas, salah satu 'harta karun' di perairan Natuna yang sangat besar yaitu cadangan hidrokarbon raksasa mencapai 222 triliun kaki kubik (TCF) di Blok East Natuna. [rda]