WahanaNews-Natuna | Ketertarikan perusahaan minyak dan gas bumi (migas) Rusia untuk masuk ke dalam pengelolaan Blok East Natuna bukan tanpa alasan. Sebab, blok ini rupanya mempunyai potensi gas yang cukup menjanjikan untuk dikembangkan.
Praktisi Migas dan Ketua Alumni Teknik Perminyakan ITB Hadi Ismoyo mengatakan Blok East Natuna masih memiliki prospek yang cukup bagus. Setidaknya terdapat dua hal yang membuat Blok East Natuna layak dikembangkan.
Baca Juga:
Greenpeace Sebut RI Tak Efektif Pakai Teknologi Carbon Capture & Storage
Pertama, East Natuna memiliki potensi hingga 222 triliun kaki kubik (TCF). Meski begitu gas yang dapat dieksploitasi hanya sebesar 46 TCF, karena kandungan karbon dioksidanya mencapai 71%.
Kedua, penggunaan teknologi untuk menekan emisi karbon melalui Carbon Capture Storage (CCS)/Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS). Adapun, aquifer di Blok East Natuna mempunyai reservoir yang besar dan bisa dipakai sebagai storage CO2 di masa mendatang.
Hal tersebut tentunya menjadi ladang bisnis baru bagi Indonesia. Terutama untuk jasa penyewaan storage di East Natuna.
Baca Juga:
Debat Cawapres: Sorotan Netizen pada Carbon Capture and Storage (CCS)
"Kebetulan lokasinya strategis perlintasan LNG Carrier dari Middle East ke Timur Jauh, China, Korea dan Jepang. Dimana jika teknologi sudah memungkinkan, kembalinya Tanker tersebut bisa diisi CO2 cair dari Timur Jauh dan diinjeksikan kembali ke aquifer Natuna East. Indonesia kebagian bisnis dengan menyewakan storage di Natuna East," kata dia kepada CNBC Indonesia, dikutip Kamis (8/12/2022).
Menurut dia pengembangan East Natuna sendiri tergantung dari kemauan pemerintah. Adapun dengan adanya bangunan fisik di sana, secara tidak langsung pemerintah telah menegakkan kedaulatan di East Natuna sebagai bagian utuh wilayah NKRI yang sah dan sesuai hukum internasional.
"Kita sekaligus menegakkan kedaulatan nasional dan sekaligus kedaulatan energy karena sumber daya tersebut dimanfaatkan sebesar besarnya untuk kemakmuran rakyat. Multiplier effect daerah terluar seperti Natuna sebagai bagian dari Pro Kepulauan Riau akan semakin terangkat," ujarnya.
Sebelumnya, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto memberikan kode bahwa investor yang ingin menggarap Blok East Natuna semakin banyak. Terbaru, Rusia kepincut untuk masuk ke Blok East Natuna melalui perusahaan migas pelat merah yakni Zarubezhneft.
Adapun sebelumnya Badan Usaha Milik Negara (BUMN) asal Malaysia, Petroliam Nasional Berhad atau Petronas juga menaruh minat untuk mengembangkan Blok East Natuna.
"Memang berminat saya kira di East Natuna banyak yang berminat dari Malaysia juga berminat. Yang Rusia mungkin hampir sama yang sekarang hampir terlibat di Blok Tuna (Zarubezhneft)," kata Dwi saat ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Senin (5/12/2022).[zbr]