“Karena itu merupakan tradisi universal sesama kapal perang selama negara itu tidak dalam situasi yang genting,” ujar Yudo.
Lebih lanjut, eks Pangkogabwilhan I ini mengaku telah menyampaikan kepada seluruh pemimpin angkatan laut negara tetangga untuk melaksanakan latihan bersama.
Baca Juga:
Inovasi Crowdsourcing Maritim di Tengah Konflik Natuna
Menurutnya, sejumlah negara telah menyatakan setuju terhadap hal itu.
“Mulai dari KSAL Cina, Vietnam, Singapura dan Malaysia. Bahkan kemarin KSAL Amerika dan Australia sudah sepakat mari kita ketemu, latihan. Karena itu wujud diplomasi dan untuk tingkatkan profesionalisme prajurit di kapal perang kita maupun kapal perang mereka,” katanya.
Menteri Pertahanan Australia, Richard Marles, sebelumnya menuding manuver jet tempur China membahayakan sebuah pesawat Australia di sekitar Laut China Selatan pada Minggu (5/6).
Baca Juga:
Peran Penting Indonesia dalam Menangani Konflik Laut China Selatan (LCS)
Insiden tersebut terjadi dalam misi pengawasan rutin di wilayah udara internasional pada akhir bulan lalu. Ketika itu J-16 China mengudara bersama pesawat P-8 Australia. Pesawat J-16 kemudian melepas suar dan sekam. Butiran sekam itu lalu masuk ke setidaknya satu mesin.
Pesawat militer biasanya melepaskan sekam yang merupakan potongan kecil berbahan aluminium atau seng sebagai tindakan untuk untuk menyabotase pesawat yang mengejar atau mengecoh rudal.
Dalam pernyataan resminya, Marles menuduh China melakukan tindakan yang berbahaya dan mengancam keamanan pesawat P-8 beserta kru.[zbr]