WahanaNews-Natuna | Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) saat ini tengah bersiap untuk melelang ulang Blok East Natuna. Adapun blok ini sendiri nantinya akan dipecah menjadi tiga wilayah kerja migas.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Tutuka Ariadji prihatin pengembangan Blok East Natuna telah mangkrak hingga 45 tahun lamanya. Padahal blok jumbo ini sendiri mempunyai cadangan yang lebih besar dibandingkan Blok Masela.
Baca Juga:
Resmi Jadi Presiden-Wapres RI 2024-2029, LP3BH Manokwari Ucapkan Selamat Bekerja kepada Prabowo - Gibran
"Kita akan bagi tiga karena terlalu besar blok itu. Di atas ada minyak, yang tengah ini yang D-Alpha yang cadangannya besar 46 TCF lebih besar dari Masela tapi mengandung karbon yang tinggi. Untuk itu perlu ditawarkan sendiri yang Di-Alpha ini," kata Tutuka dalam acara Energy Corner CNBC Indonesia, Senin (26/12/2022).
Ia pun berharap perusahaan-perusahaan kakap kelas dunia dengan permodalan besar tertarik untuk mengembangkan Blok East Natuna. Dengan begitu, blok East Natuna dapat segera dikembangkan.
"Kita harapkan persiapannya bisa selesai dan kita targetkan Juni tahun depan bisa umumkan. Kita siapkan lelang sebelum Juni diharapkan Juni bisa diumumkan pemenangnya," katanya.
Baca Juga:
Pemkab Buol Ajak Masyarakat dan Pemuda Amalkan Pancasila Jaga Keutuhan NKRI
Seperti diketahui, pemerintah dinilai perlu segera mengembangkan potensi migas jumbo yang berada di Blok East Natuna. Pasalnya terdapat beberapa kerugian yang akan ditanggung jika blok tersebut tidak segera dikembangkan.
Praktisi Migas dan Ketua Alumni Teknik Perminyakan ITB Hadi Ismoyo mengatakan pengembangan Blok East Natuna sendiri tergantung dari kemauan pemerintah. Oleh sebab itu, dia mendorong pengembangan Blok East Natuna dapat segera dikebut.
"Kalau tidak dikembangkan ada dua kerugian utama. Pertama, revenue buat NKRI. Kedua, geopolitik kawasan," ujarnya dilansir CNBC Indonesia, Kamis (8/12/2022).
Menurut Hadi, paling tidak dengan adanya bangunan fisik di wilayah tersebut, secara tidak langsung pemerintah juga telah menegakkan kedaulatan di East Natuna sebagai bagian utuh wilayah NKRI yang sah dan sesuai hukum internasional.
Praktisi Migas dan Ketua Alumni Teknik Perminyakan ITB Hadi Ismoyo mengatakan pengembangan Blok East Natuna sendiri tergantung dari kemauan pemerintah. Oleh sebab itu, dia mendorong pengembangan Blok East Natuna dapat segera dikebut.
"Kalau tidak dikembangkan ada dua kerugian utama. Pertama, revenue buat NKRI. Kedua, geopolitik kawasan," ujar dia kepada CNBC Indonesia, Kamis (8/12/2022).
Menurut Hadi, paling tidak dengan adanya bangunan fisik di wilayah tersebut, secara tidak langsung pemerintah juga telah menegakkan kedaulatan di East Natuna sebagai bagian utuh wilayah NKRI yang sah dan sesuai hukum internasional.[zbr]