WahanaNews-Natuna | Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) turut buka suara terkait kabar Rusia tertarik untuk mengelola "harta karun raksasa" RI di Laut Natuna, yakni Blok Gas East Natuna.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengatakan, pemerintah tidak menutup diri bagi siapa saja yang tertarik untuk masuk ke pengelolaan Blok East Natuna.
Baca Juga:
Jasa Marga Raih Penghargaan Bergengsi ‘Indonesia Most Powerful Women Awards 2024’
"Kita buka umum, siapa saja yang tertarik, ke seluruh dunia," ungkap Tutuka saat ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Senin (5/12/2022).
Lebih lanjut, Tutuka mengatakan bahwa Kementerian ESDM saat ini masih menanti proses pengembalian Blok East Natuna dari Pertamina terlebih dahulu. Adapun setelah proses tersebut rampung, pemerintah bakal melelang ulang kembali Blok East Natuna dan memecahnya menjadi tiga wilayah kerja.
"Intinya setelah pembagian selesai, kita launching buka ke internasional, terutama tiga di tengah itu ya," katanya.
Baca Juga:
Buntut Kritik PSN PIK 2, Said Didu Penuhi Panggilan Polisi
Menurut Tutuka, pengembangan Blok East Natuna menjadi penting, mengingat blok jumbo tersebut sudah mangkrak hingga puluhan tahun. Hal tersebut terjadi lantaran Blok East Natuna memiliki kandungan karbon dioksida (CO2) hingga 71%.
Artinya, dari potensi gas "raksasa" yang mencapai 222 triliun kaki kubik (TCF), hanya 46 TCF yang dapat dieksploitasi. Menurut Tutuka, pemecahan Blok East Natuna menjadi tiga wilayah kerja lantaran blok tersebut cukup luas.
"East Natuna itu terdiri dari berbagai lapangan, ada yang di atas Arwana- Barakuda, di bawah D-Alpha, di bawah Paus East Natuna, tiga itu kelompok besarnya. D-alpha ini jadi masalah ini berat sekali, kompleks sekali kalau jadi satu orang tidak mau D-alphanya, konsepsinya begitu saja," kata dia.
Sebelumnya, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto memberikan kode bahwa investor yang ingin menggarap Blok East Natuna semakin banyak. Terbaru, Rusia kepincut untuk masuk ke Blok East Natuna melalui perusahaan migas pelat merah yakni Zarubezhneft.
Adapun sebelumnya Badan Usaha Milik Negara (BUMN) asal Malaysia, Petroliam Nasional Berhad atau Petronas, juga turut menaruh minat untuk mengembangkan Blok East Natuna ini.
"Memang berminat saya kira di East Natuna banyak yang berminat dari Malaysia juga berminat. Yang Rusia mungkin hampir sama yang sekarang hampir terlibat di Blok Tuna (Zarubezhneft)," kata Dwi saat ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Senin (5/12/2022).[zbr]