Rodhial menilai dari hasil peninjauannya di lapangan, kapasitas ekspor dari Natuna masih terbatas.
Muatan kapal Hongkong tidak penuh, sehingga mereka terpaksa memuat ikan dari daerah lain.
Baca Juga:
Gelar Naker Expo, Kemnaker Sediakan Puluhan Ribu Lowongan Pekerjaan di Tiga Kota
"Ikan yang diekspor itu sekitar 8,4 ton saja, kita berharap, paling tidak sekali datang dapat mengangkut sampai 15 ton, baru lebih enak," sebutnya.
Menurutnya, guna meningkatkan kapasitas ekspor ikan hidup di Natuna, budidaya ikan harus digalakkan.
Ia menjelaskan bahwa, selama ini hasil tangkapan nelayan Natuna sangat bergantung pada kondisi alam, sehingga penghasilannya juga tidak menentu.
Baca Juga:
Sudinkes Jakarta Barat Ingatkan Rumah Sakit Terus Terapkan Pelayanan Berbasis Hospitality
Menurutnya jika budidaya ikan digerakkan, maka penghasilan masyarakat bisa meningkat.
Rodhial mengatakan, dari ekspor ikan hidup yang dilakukan oleh masyarakat Natuna tersebut, belum mengkaji keuntungan daerah.
Terlebih dahulu nelayannya harus sejahtera, baru kemudian harapan terakhirnya Pendapatan Asli Daerah (PAD).