Lama jam nyala 24 jam bertambah dari 30 menjadi 36 sistem, sementara sistem nyala 14 jam bertambah dari 65 menjadi 78 sistem.
Bersisa 85 pulau non-PLN yang hanya menikmati listrik 5 jam per hari, serta 37 pulau berpenghuni yang belum berlistrik sama sekali.
Baca Juga:
Gubernur Ansar dan Wagub Nyanyang Tinjau Program Makan Bergizi Gratis di Karimun
Secara keseluruhan, rasio elektrifikasi Kepri telah mencapai 99,10 persen pada 2024, dengan total 12.764 rumah tangga penerima manfaat Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL) sejak 2021.
“Listrik adalah nyawa bagi pembangunan. Dengan listrik yang menyala 24 jam, aktivitas ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan pelayanan publik bisa berjalan optimal. Ini akan mempercepat kemajuan daerah dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat,” ujar Gubernur Ansar.
Pemprov Kepri bersama PLN menargetkan pemerataan listrik melalui Program Kepri Terang hingga 2027 mendatang.
Baca Juga:
Dinilai Aktif Mendukung Pergerakan Zakat, Wakil Gubernur Kepri Terima Penghargaan di Baznas Award 2025
Bebas Sinyal
Dalam rentang lima tahun terakhir Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau fokus kepada peningkatan infrastruktur digital.
Hingga Juli 2025, kawasan dengan kategori Merdeka Sinyal di daerah 3T dan Non 3T namun tertinggal di Kepri berjumlah 149 titik. Terdapat 124 kawasan tergolong lemah sinyal dan 22 tergolong sebagai area blankspot.