WahanaNews-Kepri | Jembatan penghubung Desa Pangkalan Gondai, Langgam, Kabupaten Pelalawan, Riau yang roboh pada Minggu (6/2/2022) malam lalu menimbulkan berbagai persoalan bagi masyarakat setempat.
Sebanyak 88 Kepala Keluarga (KK) di RW 08 dan RW 11 Tanjung Baru Desa Pangkalan Gondai terisolir akibat jembatan yang hanyut terbawa arus Sungai Mamahan.
Baca Juga:
Setyo Budiyanto Terpilih sebagai Ketua KPK: OTT Tetap Senjata Utama
Pasalnya, jembatan kayu itulah yang menjadi akses satu-satunya yang dilintasi masyarakat untuk beraktivitas ke desa maupun ke dusun lainnya.
Setelah jembatan itu putus, tidak ada lagi jalur yang bisa digunakan masyarakat untuk menyeberangi Sungai Mamahan untuk bekerja maupun keperluan lainnya.
"Sampai sekarang anak sekolah dari RW 08 dan RW 11 itu terpaksa diliburkan, karena tidak ada akses untuk menyeberang lagi. Jadi mereka tak bisa sekolah," kata Kepala Desa Pangkalan Gondai, Aman L, kepada wartawan, Rabu (9/2/2022).
Baca Juga:
Fakta di Balik Kebiasaan Memposting Story Berlebihan
Aman menjelaskan, ada belasan siswa-siswi tingkat Sekolah Dasar (SD) maupun Sekolah Menengah Pertama (SMP) berada di Tanjung Baru itu.
Selama ini para peserta didik menggunakan jembatan tersebut untuk berangkat ke sekolah sebelum ambruk diterjang banjir.
Namun setelah jembatan hanyut, mereka tak bisa lagi ke sekolah dan terpaksa diliburkan sementara waktu lantaran terisolasi