"Inilah bukti bahwa bangsa Indonesia mampu berdiri di atas kaki sendiri dalam hal teknologi energi,” ujarnya.
Lebih jauh, Tohom yang juga Ketua Aglomerasi Watch ini mengatakan bahwa proyek PLTGU Batam#1 akan memberikan dampak sistemik terhadap kawasan industri Batam, Bintan, dan Karimun (BBK).
Baca Juga:
Korban Banjir dan Longsor di Sumatra Nyaris 1.000 Jiwa, Ratusan Masih Hilang
“Kawasan ini menjadi barometer aglomerasi industri nasional. Dengan tambahan pasokan 120 MW, stabilitas sistem kelistrikan akan lebih terjamin dan investor akan semakin percaya menanamkan modalnya di sini,” katanya.
Tohom juga menyoroti aspek lingkungan dan efisiensi energi dalam proyek ini. Menurutnya, penggunaan teknologi turbin gas-uap yang lebih efisien menunjukkan keseriusan PLN Batam dalam mengadopsi prinsip energi bersih dan berkelanjutan.
“Kita sedang bergerak menuju era transisi energi yang cerdas. PLTGU seperti ini menjadi jembatan antara kebutuhan energi besar dan tanggung jawab terhadap lingkungan,” ucapnya.
Baca Juga:
Praktis tapi Berisiko, Berapa Lama Mi Instan Bertahan di Dalam Perut?
Ia berharap pemerintah pusat memberi dukungan penuh terhadap proyek-proyek strategis serupa di wilayah lain di luar Jawa, terutama di kawasan industri yang sedang tumbuh.
“Kalau Batam bisa jadi model ketahanan energi berbasis efisiensi dan kolaborasi nasional, daerah lain bisa meniru pola yang sama,” tambahnya.
Tohom juga menegaskan komitmen organisasinya untuk terus mengawal kebijakan energi nasional agar berpihak pada kepentingan rakyat dan mendukung visi besar kemandirian ekonomi Indonesia.