Kepri.WAHANANEWS.CO - Dukungan terhadap investasi Uni Emirat Arab (UEA) di Kota Batam mengalir dari berbagai elemen strategis nasional.
Salah satunya datang dari Organisasi Relawan Nasional MARTABAT Prabowo-Gibran, yang mengapresiasi respons positif UEA terhadap potensi ekonomi Batam sebagai langkah strategis memperkuat hubungan bilateral sekaligus mempercepat pertumbuhan kawasan.
Baca Juga:
Li Claudia: Batam Siap Jadi Pusat Ekonomi Maritim Nasional
"Kami mengapresiasi langkah UEA yang menunjukkan minat serius untuk berinvestasi di Batam. Ini bukan hanya peluang ekonomi biasa, tapi cermin dari kepercayaan internasional terhadap arah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto dalam membuka iklim investasi yang sehat, aman, dan kompetitif," ungkap Ketua Umum MARTABAT Prabowo-Gibran, KRT Tohom Purba, Kamis (3/7/2025).
Menurutnya, keberadaan 31 kawasan industri dan 135 industri perkapalan di Batam menunjukkan kesiapan infrastruktur ekonomi yang sangat layak untuk investasi jangka panjang.
Ia menilai, potensi geografis Batam sebagai simpul pelayaran internasional membuat kota ini menjadi magnet alami bagi modal asing, terlebih dari negara mitra strategis seperti UEA.
Baca Juga:
Pemkab Labura Percepat IPRO, Dorong Investasi Strategis di Labuhanbatu Utara
"Batam adalah episentrum baru ekonomi Indonesia di kawasan barat. Dengan regulasi yang kian progresif dan kehadiran PP 25/2025 serta PP 28/2025, kita menyaksikan percepatan transformasi kawasan yang nyata dan terukur. Hal ini tentu menjadi sinyal kuat bahwa era birokrasi lambat sudah ditinggalkan," ujarnya.
Tohom juga menyoroti pentingnya kerja sama lintas sektor untuk memastikan investasi UEA dapat berkontribusi secara maksimal pada pertumbuhan inklusif dan berkelanjutan.
Ia mengingatkan bahwa proyek-proyek prioritas seperti pengembangan pelabuhan modern, sektor migas, dan pariwisata terpadu harus menyerap tenaga kerja lokal dan mengedepankan alih teknologi.
"Yang perlu kita dorong adalah bagaimana investasi ini tidak hanya bersifat ekstraktif, tetapi juga memberdayakan. Batam harus menjadi panggung sinergi antara teknologi tinggi dan potensi lokal, antara modal asing dan UMKM nasional," jelasnya.
Tohom yang juga Ketua Aglomerasi Watch ini menyebutkan bahwa posisi Batam sangat krusial dalam konteks aglomerasi ekonomi Indonesia bagian barat.
"Jika Batam mampu mengintegrasikan industri maritim, logistik, dan digital dalam satu kesatuan kawasan, maka kita tidak hanya bicara tentang satu kota, tetapi tentang episentrum ekonomi regional yang menopang ketahanan ekonomi nasional," tuturnya.
Lebih lanjut, Tohom mengajak semua pemangku kepentingan untuk menjaga momentum positif ini dengan memastikan seluruh proses investasi berlangsung transparan, terukur, dan berkelanjutan.
“Ini bukan sekadar urusan investasi antarnegara. Ini adalah ujian nyata bagi tata kelola kawasan ekonomi kita. Kalau kita bisa menjaga konsistensi dan integritas, investor akan datang dengan sendirinya,” tambahnya.
Sebelumnya, Wali Kota Batam, Amsakar Achmad, menyatakan bahwa kunjungan Duta Besar UEA untuk Indonesia dan ASEAN, Yang Mulia Abdulla Salem Al Dhaheri, menjadi bukti makin terbukanya kerja sama ekonomi strategis.
Dalam pertemuan di Kantor Wali Kota Batam, Rabu (2/7/2025), Amsakar menekankan kesiapan regulasi dan tim percepatan investasi sebagai langkah konkret menyambut kehadiran modal asing dari Timur Tengah.
“Kami ingin membangun sinergi konkret. Investor UEA kami ajak untuk tidak hanya melihat Batam sebagai lokasi, tetapi sebagai mitra jangka panjang dengan kesiapan sistem dan regulasi yang solid,” ujar Amsakar.
Pertemuan tersebut juga membahas sejumlah proyek strategis termasuk pengembangan sektor migas melalui PT Synergy Oil Nusantara, pelabuhan modern, dan kawasan pariwisata yang diharapkan menjadi wajah baru Batam sebagai destinasi ekonomi global.
[Redaktur: Sobar Bahtiar]