KEPRI.WAHANANEWS.CO, Bintan – Komunitas Hindu di Lagoi, terutama di wilayah Kabupaten Bintan, telah melaksanakan serangkaian ritual Nyepi sejak tahun 1995. Namun, persepsi masyarakat luas cenderung mengaitkan perayaan Nyepi secara eksklusif dengan Pulau Bali.
Namun demikian, seorang mahasiswa bernama Yogi Rahmana Putra berupaya menunjukkan bahwa Nyepi dijalankan oleh berbagai lapisan masyarakat Indonesia. Yogi Rahmana Putra, yang menempuh studi Ilmu Komunikasi di Universitas AMIKOM Yogyakarta, mengembangkan sebuah karya foto story untuk mendokumentasikan komunitas Hindu di Lagoi yang merayakan Nyepi sebagai wujud pelestarian budaya. Dalam mengembangkan karya foto story tersebut, Yogi menghabiskan waktu selama satu bulan di lokasi untuk meliput budaya dan memperkenalkan para penganut Hindu di Lagoi. Selama proses observasi, Yogi melakukan wawancara dengan tokoh adat guna memahami makna dari setiap proses yang dilakukan oleh umat Hindu di Lagoi.
Baca Juga:
Rayakan Nyepi dengan Pantun: Ucapan Spesial untuk Sahabat Hindu
Dalam pengerjaan karya foto story ini, Yogi mendapat bimbingan dari Sheila Lestari Giza Pudrianisa, yang memberikan pengarahan serta pembimbingan dalam implementasi pendekatan visual untuk memperkuat elemen-elemen budaya lokal. Pendekatan yang diterapkan berbasis pada narasi, komposisi, serta pemahaman sosial untuk membentuk fondasi utama selama proses pemotretan dan penyusunan karya.
Dalam fase dokumentasi, Yogi menggunakan kamera Canon EOS R5 dengan lensa RF 24-70mm F2.8 untuk mengabadikan momen-momen penting yang berlangsung dari pagi hingga malam hari. Dalam pengambilan gambar, Yogi menerapkan pendekatan EDFAT sebagai prinsip utama untuk menyampaikan unsur kebudayaan. EDFAT merupakan teknik fotografi yang terdiri dari Entire, Detail, Framing, Angle, dan Time. Teknik ini digunakan untuk memperjelas kekhidmatan ritual dan struktur selama rangkaian acara Nyepi.
Dalam tahap dokumentasi, aspek-aspek seperti persiapan persembahyangan, pembakaran dupa, serta prosesi pembawa sesaji laut digambarkan untuk memperlihatkan rangkaian acara. Kemudian, pendekatan observasi diterapkan oleh Yogi untuk memahami gerakan tubuh, tahapan acara, serta suasana batin yang diekspresikan para umat Hindu. Penggunaan elemen komposisi seperti rule of thirds dan depth of field digunakan untuk menekankan aspek spiritual dan visual. Selain itu, waktu pengambilan gambar dikontrol untuk menciptakan keseimbangan eksposur yang alami.
Baca Juga:
Kedatangan Wisatawan Asing di Bali Naik 4,5%, Imigrasi Percepat Pemeriksaan dengan Autogate
Melalui dokumentasi ini, Yogi menekankan pentingnya kedekatan dengan subjek dan pemahaman terhadap budaya lokal. Karya foto story ini diciptakan sebagai bentuk representasi yang mendokumentasikan proses kebersamaan dan ketahanan budaya Hindu di Lagoi. Karya ini dapat menjadi sumber refleksi terhadap keberadaan komunitas Hindu di tengah keberagaman budaya Lagoi.
[REDAKTUR: FRENGKI]