"Ke depan kita adakan fokus grup diskusi bersama PLN pusat guna membahas prospek kebutuhan listrik ke depan. Terutama sumber-sumber listrik dan solusi masalah kelistrikan," jelasnya.
Sementara itu, Dirut PT. PLN Bright Batam Muhammad Irwansyah mendukung rencana pengembangan PLTSa di Batam. Ia pun menyarankan Pemprov Kepri melihat kondisi pembangunan PLTSa Putri Cempo di Solo sebagai percontohan selain di Cilacap.
Baca Juga:
Pemerintah Resmi Hapus Pengecer dari Rantai Pasok LPG 3 Kg per Februari 2025
Dia menyatakan di Cilacap sampah diolah menjadi pelet, dan hasil pelet itu digunakan untuk pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Cilacap terbilang cukup sukses, karena sampahnya dibuat pelet yang bisa digunakan untuk industri semen dan PLTU.
"Tapi kalau untuk langsung memproduksi listriknya, itu di Solo. Kalau mau dibuat pelet seperti di Cilacap, bisa dimanfaatkan untuk PLTU Tanjung Kasam di Batam," ungkap Irwansyah.
Secara terpisah, Kepala Dinas ESDM Kepri M. Darwin menyampaikan saat ini referensinya karena Kepri memiliki sumber gas, maka rencana keluaran energi ke depan sampai dengan 40 persen adalah berasal dari gas, namun saat ini masih terhambat infrastruktur.
Baca Juga:
Istana Pastikan Lagi, Per Hari Ini Pengecer Bisa Jual LPG 3 Kg
"Bahkan PLTU Tanjung Kasam rencananya akan dikonversikan ke gas. Ke depan kebutuhan listrik yang besar itu dari Galang Batang yang mencapai 2.800 megawatt, dan Nongsa Digital Park 510 megawatt," ucapnya.[zbr]