“Developer yang ingin memasang PLTS atap harus mengajukan permohonan pembangunan dan pemasangan Sistem PLTS atap kepada Pemegang IUPTLU [Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik untuk Kepentingan Umum] dengan tembusan kepada Dirjen EBTKE dan Dirjen Ketenagalistrikan,” ucap Hikmat.
Hikmat mengatakan dengan memasang PLTS atap, maka listrik yang dihasilkan pada siang hari bisa diekspor atau ditransfer ke PT PLN (Persero) dan malamnya konsumen bisa kembali mengambil listriknya dari PLN.
Baca Juga:
Irjen Pol Sumadi Kembali Bawa Pulang Piala Bergilir Turnamen Golf Gatrik IKAPELEB KESDM 2024
"Kalau memasang PLTS atap, karena konsumsi listrik pada siang hari lebih rendah dibandingkan malam, listrik ini disalurkan dulu ke PLN, pada malam hari pelanggan bisa mengambil dari PLN," terangnya.
Dia menyarankan bagi pelanggan yang ingin memasang PLTS atap, sebaiknya memilih PLTS non-baterai.
“Pelanggan bisa memilih PLTS non-baterai, selanjutnya membeli appliances yang memiliki baterai kecil, itu jauh lebih murah jadi tidak tergantung grid PLN, bisa menjadi saving,” jelasnya.
Baca Juga:
Daftar Lengkap Pemenang Turnamen Golf Piala Bergilir Gatrik 2024 IKAPELEB KESDM
Sebelumnya, Executive Vice President Komunikasi Korporat PLN dan TJSL PLN Diah Ayu Permatasari menegaskan PLN selalu mendukung pengembangan PLTS atap untuk meningkatkan bauran energi baru terbarukan (EBT).
“Sebagai bentuk komitmen PLN mendukung pengembangan PLTS atap, hingga April 2022, tercatat ada 5.547 pelanggan PLN dengan total kapasitas PLTS sebesar 60.112 kWp,” kata Diah dalam keterangannya, (20/05/2022).
Sebagai informasi, Kementerian ESDM telah menetapkan PLTS atap dengan target 3,6 gigawatt pada 2025 sebagai program strategis nasional.