KEPRI.WAHANANEWS.CO, BATAM – Wali Kota Batam, Amsakar Achmad, ikut bersama sejumlah buruh di Batam memperingati Hari Buruh Internasional (May Day) 2025, Kamis (1/5/2025). Peringatan May Day di Batam diwarnai sejumlah event, termasuk menanam 1.000 mangrove.
Pagi hari, Wali Kota Amsakar menghadiri peringatan Hari Buruh bersama Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) di Halaman Plaza Batamindo, Muka Kuning.
Baca Juga:
Musrenbang RKPD 2026, Amsakar: Percepat Pembangunan Infrastruktur Hingga Peningkatan SDM
Dalam acara itu, Amsakar menyampaikan apresiasi kepada seluruh pekerja atas kontribusinya dalam pembangunan ekonomi Kota Batam. Ia menekankan pentingnya kolaborasi antara pekerja, pengusaha, dan pemerintah dalam menciptakan iklim ketenagakerjaan yang harmonis dan produktif.
"Atas nama pribadi, keluarga, Pemerintah Kota Batam, dan Badan Pengusahaan (BP) Batam, saya mengucapkan selamat Hari Buruh. Jaya Buruh, Jaya Indonesia. Ini bukan sekadar slogan, tetapi semangat yang harus kita wujudkan bersama," ujar Amsakar.
Amsakar juga menyoroti pentingnya mencari titik temu dalam perumusan kebijakan ketenagakerjaan, khususnya terkait upah. Ia mengajak semua pihak untuk berdialog secara konstruktif demi kesejahteraan bersama.
Baca Juga:
Bentuk Kepedulian Kepada Perangkat RT RW, Amsakar-Li Claudia Cairkan Insentif Menjelang Lebaran
"Terkait regulasi tingkat nasional, mari kita perjuangkan bersama dengan cara yang baik. Di tingkat daerah, kita perlu menyesuaikan dengan kondisi masyarakat dan dunia usaha. Kami berupaya mencari jalan tengah dari berbagai masukan terkait upah ini," jelasnya.
Lebih lanjut, Amsakar menekankan bahwa inflasi di Batam dapat ditekan melalui kerja sama antara pemerintah dan mitra terkait. Ia mengajak semua pihak untuk bersinergi dalam menjaga stabilitas ekonomi daerah.
"Inflasi dapat kita tekan. Mari kita bersama mitra berupaya menjaga stabilitas ekonomi demi kesejahteraan masyarakat," tambahnya.
Acara peringatan May Day 2025 ini dihadiri oleh ratusan buruh dari berbagai sektor industri di Batam. Mereka menyampaikan aspirasi dan harapan kepada pemerintah, termasuk penghapusan sistem outsourcing.
Amsakar juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk terus menjaga semangat kebersamaan dan kolaborasi dalam membangun Batam yang lebih maju dan sejahtera.
"Mari kita jaga semangat kebersamaan ini. Dengan kolaborasi yang kuat, kita dapat mewujudkan Batam yang lebih baik untuk semua," tutupnya.
Pada peringatan ini, selain dihadiri ratusan buruh, juga dihadiri Kapolda Kepri Irjen Asep Safrudin dan Wakil Gubernur Kepri, Nyanyang Haris Pratamura serta sejumlah pejabat lainnya.
Tanam 1.000 Mangrove bersama FSP LEM SPSI
Usai acara tersebut, Wali Kota bersama Kapolda dan Wakil Gubernur Kepri serta rombongan, langsung menuju Pelabuhan Kelurahan Tanjung Piayu, Kecamatan Sei Beduk untuk mengikuti kegiatan penanaman 1.000 pohon mangrove.
Kegiatan yang digagas oleh Federasi Serikat Pekerja Logam, Elektronik, dan Mesin (FSP LEM SPSI) Provinsi Kepulauan Riau ini juga sejalan dengan peringatan Hari Buruh Internasional (May Day) 2025.
Di momen ini, Amsakar menyampaikan apresiasinya atas inisiatif kreatif dan edukatif dalam memperingati Hari Buruh. Ia menilai, pendekatan seperti ini mencerminkan semangat kolaboratif dan kepedulian yang tinggi dari para pekerja.
“Saya melihat ada pergeseran dari cara konvensional menuju pendekatan yang lebih edukatif. Fakta bahwa peringatan May Day dikemas dengan cara yang menarik, unik, dan kreatif menjadi cerminan bahwa serikat pekerja di Indonesia memang andal dan inovatif,” ujar Amsakar.
Ia menambahkan bahwa Pemerintah Kota Batam sangat terbuka terhadap kolaborasi lintas sektor, termasuk dengan serikat pekerja, dalam upaya membangun kota yang berkelanjutan.
"Ini adalah bentuk sinergi yang sangat kami butuhkan untuk masa kini dan masa depan Batam,” tambahnya.
Dengan mengusung tema Solidaritas Buruh untuk Alam, Tanam Mangrove untuk Jaga Masa Depan, kegiatan ini menjadi simbol kepedulian buruh terhadap kelestarian lingkungan hidup dan masa depan generasi mendatang.
Aksi tersebut diikuti oleh sekitar 300 peserta yang terdiri dari pekerja, aktivis lingkungan, serta elemen pemerintah daerah dan kepolisian.
[REDAKTUR: FRENGKI]