WahanaNews-Natuna | Di tengah konflik Rusia-Ukraina, perhatian dunia sedikit teralihkan oleh kemunculan komitmen Amerika Serikat terhadap ASEAN.
Dalam forum Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) US-ASEAN pekan lalu. Menyusul Presidensi Indonesia pada G20, KTT ini sangat penting bagi Indonesia.
Baca Juga:
Presiden Terpilih Prabowo Subianto Dipuji Media Asing, Katakan Ini
Tidak hanya secara ekonomi, tetapi peran politik Indonesia di kawasan Asia Tenggara. Kuatnya gema US-ASEAN ini semakin menemukan momentumnya di tengah menguatnya pengaruh ekonomi China di kawasan.
Secara geopolitik, negara-negara ASEAN tidak menginginkan terjebak dalam situasi terpaksa untuk memilih antara Amerika Serikat dan China.
Negara-negara ASEAN memiliki kewaspadaan tinggi terhadap implikasi yang ditimbulkan oleh hubungan AS dengan China. Negara-negara ASEAN cenderung menginginkan AS terlibat dan hadir di Asia Tenggara untuk menyeimbangkan pengaruh China di kawasan Indo-Pasifik.
Baca Juga:
Kantongi 2 Medali Emas, Indonesia Naik ke Posisi ke-28 di Klasemen Olimpiade 2024
Negara-negara ASEAN bersepakat untuk membangun -meminjam istilah Marty Natalegawa keseimbangan dinamis di kawasan sehingga kehadiran kekuatan sejumlah negara lain, di samping AS dan China, seperti Jepang, India dan Australia dibutuhkan untuk menciptakan keseimbangan dinamis itu.
ASEAN telah dipandang sebagai wadah strategis dalam blok bangunan regionalisme Indo-Pasifik. Posisi geografis negara-negara ASEAN, yang sebagian besar tropis, potensi sumber daya alam yang besar, dan hutan yang luas adalah alasan lain mengapa ASEAN selalu dianggap sebagai kawasan yang menarik untuk dikembangkan berbagai platform global.
Bahkan AS menegaskan ASEAN sebagai sentral di kawasan Indo-Pasifik dalam KTT US-ASEAN ini.