WahanaNews-Natuna | Diam-diam Malaysia incar harta karun RI yang terbesar di dunia. Pasalnya, Petronas perusahaan migas asal Malaysia dikabarkan jadi salah satu peminat baru pengembangan blok East Natuna yaitu salah satu ladang gas terbesar di Indonesia.
Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) Dwi Soetjipto mengungkapkan bahwa sudah menerima ketertarikan Petronas tersebut dan akan langsung menjembatani pembicaraan dengan PT Pertamina (Persero) yang merupakan operator di Blok East Natuna.
Baca Juga:
Pertumbuhan Tinggi, Dirjen ESDM: Masalah Over Supply Listrik di Jawa-Bali Akan Teratasi
“Mereka (Petronas) berminat, tapi harus negosiasi ke Pertamina juga,” ungkap Dwi Soetjipto saat ditemui disela menghadiri media gathering di Bandung, Rabu (5/10/2022).
Keterlibatan Pertamina memang jadi syarat wajib yang harus dipenuhi setiap peminat pengembang blok East Natuna. Pemerintah bahkan memberikan penugasan khusus kepada Pertamina untuk kembangkan East Natuna.
Sudah lebih dari lima tahun memang tidak ada lagi kelanjutan pengembangan blok East Natuna. Hal ini seiring keputusan ExxonMobil dan PTT EP yang sebelumnya merupakan bagian dari konsorsium East Natuna bersama Pertamina dan PTT EP memilih hengkang dan tidak melanjutkan kerja sama.
Baca Juga:
Tarif Listrik Triwulan IV Tidak Naik, PLN Jaga Pelayanan Listrik Tetap Andal
Blok East Natuna memiliki kandungan gas yang sangat besar, 222 Tcf initial gas-in-place (IGIP) yang membuatnya menjadi undeveloped gas field terbesar di Asia Tenggara.
Namun, kandungan gas yang besar tersebut datang dengan tantangan yang juga besar, dimana kandungan CO2-nya sangat tinggi (lebih dari 70%, merupakan single accumulation CO2 terbesar di dunia).
Dengan kondisi tersebut, Blok East Natuna diperkirakan memiliki sumberdaya kontingen sebesar 46 Tcf, atau hampir sama dengan total cadangan gas Indonesia (55 Tcf 2P di awal 2020).