Selain kandungan CO2 yang tinggi, tantangan lain dari pengembangan blok East Natuna adalah lokasinya yang terpencil; jarak dari Blok East Natuna ke pulau Natuna mencapai 225 Km dan jarak ke Pulau Sumatera mencapai 1.000 Km.
Menurut Dwi, Petronas jadi salah satu Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) paling aktif di tanah air. Beberapa proyek yang saat ini dikerjakan Petronas misalnya proyek Ketapang, Kemudian Petronas mampu realisasikan tambahan di Lapangan Bukit Tua.
Baca Juga:
RI Diam-diam Impor Nikel dari Negara Tetangga, Ini Kata Kemeterian ESDM
Kemudian baru pengembangan di Blok North Madura, ada lapangan Hidayah. Kemudian Petronas juga ada di Andaman sama Repsol.
“Kita juga akan segera dorong kembangkan East Natuna,” ujar Dwi.
Menurut dia, teknologi saat ini memang berkembang dengan pesat dan bisa membantu untuk bisa mengembangkan blok East Natuna. Salah satu mangkraknya pengembangan East Natuna adalah ketersediaan teknologi.
Baca Juga:
Pertumbuhan Tinggi, Dirjen ESDM: Masalah Over Supply Listrik di Jawa-Bali Akan Teratasi
ExxonMobil yang dulunya mitra Pertamina dan sebagai operator karena memiliki teknologi pisahkan gas yang kandungan CO2-nya sangat tinggi.
Namun kini teknologi Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS) makin berkembang dan memang jadi salah satu strategi pemerintah untuk menekan emisi dari kegiatan hulu migas. Selain itu tingginya CO2 di lapangan migas dengan adanya CCUS menjadi potensi ekonomi baru.
Petronas kata Dwi juga saat ini tengah menggarap ladang gas yang memiliki kandungan CO2 tinggi.