WahaaNews-Kepri |Genjot energi baru terbarukan (EBT), PT PLN Batam akan mengimpor listrik hijau sebesar 400 MW dari interkoneksi Sumatera-Batam pada 2026.
Impor listrik hijau ini juga untuk memenuhi kebutuhan energi bersih di Batam yang menjadi kota industri.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
Rencana mengimpor listrik hijau ini tertuang dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN Batam 2023-2032.
Direktur Utama Pelayanan Listrik Nasional Batam, Muhammad Irwansyah Putra menjelaskan di dalam RUPTL 2023-2032, direncanaan pengembangan EBT guna mendukung program pemerintah untuk mencapai net zero emission (NZE) pada 2060.
“Pada 2026 PLN Batam sudah mengimpor EBT sebesar 400 MW dari interkoneksi Sumatera-Batam, tentu dapat dukungan penuh dari PLN. Dalam bauran energi bersih di RUPTL 2023-2032 terjadi penambahan signifikan pada EBT menjadi 34,7%,” ujar Irwansyah dalam acara Diseminasi RUPTL PLN Batam 2023-2032 secara virtual, Jumat (26/5).
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
Naiknya bauran energi terbarukan ini ini karena listrik yang dikirim dari Sumatera 100% hijau. Dampaknya bauran pembangkit batubara turun 12%.
Selain itu pada 2026, PLN Batam sudah membangun pembangkit tenaga surya 126 MWp melalui skema Independent Power Producer (IPP) dan Engineering, Procurement, dan Construction (EPC).
Saat ini presentase pembangkit yang tersedia didominasi IPP sebanyak 74% dan direncanakan sampai 2032 porsi pembangkit PLN sendiri akan tumbuh menjadi 58% dari 26% saat ini. Artinya, kepemilikan PLN Batam di pembangkitan sudah diinisiasi dalam RUPTL tahun 2023-2032 ini.