Sebelumnya, pada pertengahan Juni 2022 lalu, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo juga mengakui bahwa pihaknya saat ini tengah menghadapi kondisi kelebihan pasokan listrik. Bahkan, dalam satu tahun mendatang di Pulau Jawa sendiri akan masuk pembangkit listrik dengan kapasitas 6.800 Mega Watt (MW) atau sekitar 6,8 Giga Watt (GW).
"Untuk over supply memang paham kami mengalami itu. Contoh di Jawa 12 bulan mendatang akan masuk 6.800 MW, sementara penambahan demand 800 MW," ujar Darmawan di dalam RDP bersama Komisi VI DPR RI, Rabu (15/6/2022).
Baca Juga:
Info PLN Batam Terbaru, Pemeliharaan Rutin Sasar Batam Center dan Sekitarnya
Tidak hanya di pulau Jawa, ancaman kelebihan pasokan listrik juga bakal terjadi di Sumatera. Hal tersebut tercermin dari penambahan permintaan atau demand dari listrik selama tiga tahun mendatang hanya sekitar 1,5 Giga Watt (GW).
"Sedangkan penambahan kapasitas dalam pipeline 5 GW. Di Kalimantan interkoneksi juga mengalami itu," katanya.
Kondisi kelebihan pasokan listrik ini berbanding terbalik dengan apa yang terjadi di belahan dunia lainnya, khususnya Eropa. Sejumlah negara di Eropa kini terancam mengalami krisis pasokan energi yang bisa berujung pada kondisi gelap gulita alias krisis listrik.
Baca Juga:
Pemadaman Listrik di Lingga, PLN Dabo Sebut Mulai 16 Juni Nyala 24 Jam Lagi
Minimnya pasokan energi, terutama gas yang tersendat dari Rusia, kini menjadi masalah baru di Eropa. Sejumlah negara seperti Yunani, Spanyol, Italia, dan Jerman, pun terancam pemadaman listrik.
Yunani misalnya, kantor parlemen negara itu mematikan seluruh lampu luar dan dalam.
Dalam laporan Anadolu Agency, ini dilakukan agar dapat menjadi contoh bagi warga untuk segera melakukan penghematan energi. Walau begitu, Kepala Parlemen Kostas Tasoulas belum menjabarkan hingga kapan langkah ini akan dilakukan.